Jumat 23 Mar 2018 21:57 WIB

Ini Pengakuan Kurir Penelantar Ratusan KIP

KIP seharusnya didistribusikan sejak 2016

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Petugas dari Polrestabes Surabaya menunjukkan barang bukti berupa kepingan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang ditemukan di sebuah laundry.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Petugas dari Polrestabes Surabaya menunjukkan barang bukti berupa kepingan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang ditemukan di sebuah laundry.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan menyatakan, pihaknya terus mengembangkan kasus penemuan 643 keping Kartu Indonesia Pintar (KIP) produksi tahun 2016 dalam sebuah karung. Karung berisi ratusan KIP tersebut ditemukan di Paris Laundry Dry Clean, Jalan Jangkungan 1D, Ngenden Jangkungan, Sukolilo, Surabaya pada Selasa (21/3).

Rudi mengaku, pihaknya telah memeriksa Ahmad Zahri Hamid (32), sebagai pemilik karung berisi ratusan KIP tersebut. Hamid merupakan pekerja freelance kurir di perusahaan ekspedisi SAP. Perusahaan ekspedisi SAP ini merupakan vendor penyalur KIP di Kota Surabaya. Selain perusahaan ekspedisi SAP, penyaluran KIP di Surabaya juga dilakukan perusahaan ekspedisi DEK.

Rudi mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan, Hamid mengaku lalai dalam memdistribusikan KIP yang seharusnya dilakukan sejak 2016. "Semalam diakui sebagai kelalaian yang bersangkutan karena kesibukannya. Yang bersangkutan tidak meneruskan dan dibenarkan atasannya Samuel," kata Rudi di Kantor Polrestabes Surabaya, Jumat (23/3).

Rudi menyatakan, pihaknya juga akan  mendalami bagaimana kontrak antara perusahaan ekspedisi SAP dengan kurir. Pendalaman dilakukan untuk mengetahui apakah ada pelanggaran kontrak atau tidak.

"Apakah ada kesepakatan atau UU yang dilanggar oleh si kurir yang seharusnya mengantar tapi ternyata tidak diantar, apa ini melanggar tidak?" ujar Rudi.

Sebelumnya, sebanyak 643 keping Kartu Indonesia Pintar (KIP) produksi tahun 2016 ditemukan. Karung berisi ratusan KIP tersebut ditemukan di Paris Laundry Dry Clean, Jalan Jangkungan 1D, Ngenden Jangkungan, Sukolilo, Surabaya pada Selasa (21/3). Ratusan KIP yang diperuntukan bagi siswa kurang mampu di Desa Gebang Puyih dan Desa Keputih tersebut, ditemukan anak pemilik Laundry, Sukardi (44).

Pemilik Paris Laundry Dry Clean, Umi Kulsum (65) saat ditemui membenarkan karung berisi ratusan KIP tersebut milik tetangganya, Syahri Hamid. Umi Kulsum pun menceritakan awal mula karung tersebut berada di rumahnya.

Pada 25 Februari 2018, Hamid menggelar acara Khotmil Quran di rumahnya, yang berada tepat di seberang rumah Umi Kulsum. Saat menggelar acara tersebut, Hamid menitipkan barang-barangnya di rumah Umi Kulsum selama satu hari. "Waktu itu ada kegiatan dia titip barang di sini. Kalau gak boleh (nitip) kan ga bagus," kata Umi Kulsum.

Kemudian, keesokan harinya, Hamid pun kembali mengangkut barang-barangnya yang dititipkan di rumah Umi Kulsum, untuk dikembalikan ke rumahnya. Tanpa disadari, ternyata ada satu barang yang ketinggalan, yakni karung berisi ratusan KIP tersebut.

Kemudian, pada Rabu (21/3), Umi Kulsum meminta anaknya, Kardi untuk merapikan rumahnya. Salah satunya adalah ruangan yang di dalamnya terdapat karung berisi ratusan keping KIP tersebut. Umi Kulsum besrta anaknya sempat ketakutan saat membuka karung yang ternyata di dalamnya berisi ratusan keping KIP tersebut.

"Kita takut pas nemu itu. Katena takut akhirnya kita putuskan bawa iyu semua ke kantor RW 08," ujar Umi Kulsum.

Setelah peristiwa tersebut, Umi Kulsum pun mengaku langsung memanggil ibu dari Hamid untuk menanyakan keberadaan barang tersebut di rumahnya. Umi Kulsum memanggil ibunya Hamid, karena yang bersangkutan tidak bisa di temui dan tidak ada di rumahnya.

Anak dari Umi Kulsum, Ulfah (33) yang saat itu ikut merapikan rumah juga mengakui hal serupa. Dirinua mengaku ketakutan atas ditemukannya karung berisi ratusan keping KIP tersebut. Terlebih, setelah ditanya kepada seluruh anggota keluarga, tidak ada satupun yang merasa memiliki karung tersebut.

"Tak pikir semen karung itu, pas dicek ternyata isinya ini (KIP). Ditanya semua anggota keluarga gak ada yang merasa punya. Maka sama Mas Kardi dibawa ke kanyor RW," ujar Ulfah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement