REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra akan mendeklarasikan ketua umumnya Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2019, di Jakarta pada April 2018. Pembicaraan soal Prabowo Subianto sebagai capres di internal Partai Gerindra sudah selesai.
"Partai Gerindra saat ini masih mencari waktu yang tepat dan tempat yang representatif untuk penyelenggaraan deklarasi," kata Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (23/3).
Partai Gerindra, kata dia, sampai saat ini terus membangun komunikasi politik dengan partai-partai politik lainnya untuk membangun penyatuan visi sebagai mitra koalisi. "Kami meyakini, ada lebih dari dua partai politik yang akan berkoalisi dengan Partai Gerindra," katanya.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini menjelaskan, Partai Gerindra telah membangun komunikasi politik yang intensif dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Partai Gerindra, kata dia, juga membangun komunikasi politik dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Komunikasi dengan partai-partai politik calon mitra koalisi, juga membahas soal figur pendamping Prabowo Subianto. Ini harus dibicarakan secara hati-hati, agar semua partai politik yang menjadi mitra koalisi dapat berkenan," katanya.
Menurut dia, calon wakil presiden dari partai-partai politik untuk mendampingi Prabowo Subianto sudah ada namanya. Misalnya, PKS menampilkan sembilan nama, PAN mengusulkan nama ketua umumnya Zulkifli Hasan, PKB mengusulkan nama ketua umumnya Muhaimin Iskandar, serta Partai Demokrat kemungkinan mengusulkan nama putra ketua umumnya Agus Harimurti Yudhoyono.
Sedangkan, dari luar partai politik, kata dia, juga sudah mulai disebut-sebut, seperti nama mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. "Pembicaraan soal nama calon wakil presiden ini, tentu akan dibicarakan dengan semua partai politik calon mitra koalisi secara hati-hati," katanya.