Jumat 23 Mar 2018 15:41 WIB

Pengembangan Wisata Alam Watu Tekek Terkendala Dana

Dari tempat wisata Watu Tekek ini bisa di lihat panorama Gunung Merapi.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
Objek wisata Watu Tekek.
Foto: Neni Ridarineni.
Objek wisata Watu Tekek.

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Sekitar 15 kilometer dari Kebun Teh Nglinggo dan masih berada di Kecamatan Samigaluh terdapat bukit watu (batu, red.) yang dulu dikenal sebagai tempat berkembang biaknya binatang ‘tekek’. Sehingga tempat tersebut diberi nama 'Watu Tekek'.

Watu Tekek tersebut berada di Dusun Madigondo RT 21/RW 08, Desa Sidoharjo, Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan kawasan perbukitan Menoreh dengan ketinggian 650 meter di atas permukaan laut. Objek wisata Watu Tekek  dari Kalibawang sejalur dengan wisata embung mini Banjaroyo dan juga Puncak Suroloyo.

Wisata Watu Tekek berada di atas tanah milik pribadi yang kondisi tanahnya sangat tandus dan kering dimusim kemarau. "Tempat wisata ini mulai didatangi wisatawan sejak 2,5 tahun tetapi sangat alami dan baru dikembangkan sekitar 11 bulan yang lalu," kata inisiator wisata Watu Tekek, Murni.

Ia menuturkan, pada awalnya lokasi wisata Watu Tekek gersang dan tandus. Dengan guyuran hujan di musim hujan dan dilakukan pengelolaan oleh  penduduk setempat yang awalnya tiga orang kemudian enam orang, kawasan ini berangsur berubah.

‘’Sedkit demi sedikit kami buat fasilitas secara swadaya baik berupa jalan tangga menuju lokasi maupun pembangunan fasilitas seperti menara pandang, gazebo , toilet, rumah pohon, dan lain-lain,’’ katanya.

Dari tempat wisata Watu Tekek ini bisa di lihat panorama Gunung Merapi, matahari terbit ( sunrise) dan matahari terbenam (sunset) pada saat cuaca cerah. Juga panorama Gunungkendil, Suroloyo, dan Watu Bangkong.

Di samping itu, pada malam hari tampak gemerlapnya Kota Yogyakarta dari sisi timur selatan. ‘’Karena tempatnya ada di puncak, seakan di kelililingi jurang-jurang yang dalam dari sungai sebelah barat dan timur. Sehingga view foto yang terjadi seperti di atas awan,’’ ujar dia.

Ia mengakui, meskipun sudah ada beberapa fasilitas dari swadaya masyarakat, tetapi belum sempurna. Sekarang pihaknya sudah menambah kedai, jembatan tali, dan rumah pohon. "Tetapi belum sempurna karena keterbatasan dana," katanya.

Ke depan, warga berencana untuk membuat tempat santai bagi pengunjung berupa ayunan, flying fox, serta jalur off road bagi motor tril dengan race sepanjang dua kilometer melewati tempat wisata air terjun Watu Jonggol.

Penyuluh Kehutanan Pemda DIY yang warga asli Watu Tekek ini menambahkan kawasan Wisata Watu Tekek memiliki luas total sekitar lima hektare, tetapi yang digarap baru dua hektare. Padahal masih banyak spot lokasi wisata yang bisa dikembangkan lagi.

‘’Namun kami terbatas dana pengembangan, sehingga kami berharap ada CSR yang bisa membantu mengembangkan wisata Watu Tekek,’’ ujarnya, seraya menambahkan bahwa pengelola kawasan ini adalah kelompok tani hutan Gunung Bujel Asri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement