Jumat 23 Mar 2018 15:38 WIB

Pidato Prabowo Soal Negara Gagal tak Pengaruhi Elektabilitas

Pidato Prabowo soal negara gagal tidak akan pengaruhi elektabilitas Ketua Gerindra

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Prabowo Subianto
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Aditya Perdana meyakini pidato Ketua Umum Prabowo Subianto terkait Indonesia yang berpotensi menjadi negara gagal pada 2030 tidak akan memengaruhi elektabilitasnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

"Saya enggak yakin itu akan memengaruhi elektabilitasnya karena isu yang disampaikan itu kan hanya wacana atau prediksi untuk membangkitkan semangat atau diskusi di kalangan bersama," katanya kepada Republika.co.id, Jumat (23/3).

Aditya juga menilai isi pidato Prabowo belum tentu menjadi perbincangan yang hangat di kalangan masyarakat akar rumput. Sebab, pidato Prabowo tersebut bukanlah jargon yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Namun, tidak menutup kemungkinan pidatonya menjadi bahan diskusi tersendiri di kalangan elit pemerintahan.

"Artinya tidak punya pengaruh apa-apa juga terhadap elektabilitas. Paling tidak jadi diskusi di kalangan elite tapi apakah memengaruhi masyarakat di bawah itu kan belum tentu juga. Jadi enggak akan memengaruhi elektabilitas secara keseluruhan. Kan ini bukan jargon yang untuk dipahami masyarakat luas," ujarnya.

Menurut Aditya, Prabowo hanya ingin menyampaikan apa yang menjadi kekhawatirannya berdasarkan informasi yang diterima. Mantan Danjen Kopassus itu ingin membuka pikiran khalayak tentang kondisi negara sekarang dan apa yang akan terjadi jika tidak diantisipasi.

"Saya menduga arahnya dalam konteks ke arah sana, bahwa ini ada kekhawatiran di 2030 seperti ini, kalau kondisinya seperti begini-begini saja bisa jadi kita enggak akan punya kemajuan yang luar biasa," ujar dosen politik di UI itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement