Jumat 23 Mar 2018 14:36 WIB

Ini Penyebab Keluarnya Gas Beracun di Kawah Ijen

PVMBG merekomendasikan agar jalur pendaikan ditutup.

Panorama kawah Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur.
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Panorama kawah Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan perbedaan temperatur di atas dan bawah permukaan Gunung Ijen di Jawa Timur saat musim hujan memicu munculnya gas beracun yang menyebabkan puluhan warga desa sekitar keracunan.

"Di permukaan agak dingin, di bawah terjadi seperti konveksi dan di sana ada pengumpulan gas sehingga terjadi letupan gas," kata Kepala PVMBG Kasbani ketika menghadiri sosialisasi Hari Kesiapsiagaan Bencana di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (23/3).

Kasbani menuturkan, gas beracun di antaranya berupa hidrogen sulfida (H2S) dan karbon dioksida (CO2) itu kemudian bertiup ke arah barat yang merupakan lereng gunung dan diperkirakan mendekati pemukiman penduduk.

Saat ini, lanjut dia, PVMBG telah menurunkan tim ke lapangan untuk menganalisis lebih lanjut terkait munculnya gas beracun tersebut.

Kasbani juga mengeluarkan rekomendasi kepada instansi terkait untuk menutup sementara jalur pendakian dan wisatawan karena berbahaya bagi kesehatan.

 

Baca juga, Warga di Sekitar Lereng Kawah Ijen Diungsikan.

 

Dia menjelaskan gas H2S misalnya memiliki ciri khas bau yang menyengat namun semakin tinggi konsentrasinya, gas tersebut malah tidak berbau.

Sehingga, lanjut Kasbani, perlu diantisipasi masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di dekat kawah gunung terutama saat musim hujan dan di malam hari meski kondisi normal dengan radius aman sekitar tiga kilometer dari kawah.

Saat ini status Gunung Ijen masih normal atau tingkat I dan tidak ada kenaikan aktivitas vulkanik yang mengkhawatirkan.

Sebelumnya pada Rabu (22/3) malam Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan beberapa warga Dusun Margahayu Desa Kalianyar Kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso mengalami keracunan gas belerang dengan gejala sesak nafas dan muntah-muntah.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sebanyak 30 orang dirawat akibat terpapar gas belerang pekat dan dirawat di Puskesmas Sempol, Puskesmas Tlogosari dan RS Koesnadi Bondowoso.

Sebanyak 178 jiwa warga sudah dievakuasi dari empat dusun terpapar yaitu Dusun Margahayu, Dusun Krepekan, Dusun Watucapil dan Dusun Kebun Jeruk ke tempat aman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement