REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Meninggalnya pilot Kolonel PNB MJ Hanafie pada kecelakaan pesawat di Cilacap, Selasa (20/3) jelas menyisakan kesedihan pada sanak keluarganya. Apalagi sosok pria yang lahir di Malang pada 1969 ini dikenal sebagai pribadi hangat dan supel.
"Dia orangnya supel," kata kakak pertama almarhum, Adam Suroyo saat ditemui wartawan di Perumahan Dirgantara, Sawojajar, Kedungkandang, Kota Malang, Rabu (21/3).
Dalam kehidupan sehari-hari, Adam menyebutkan, adik bungsunya itu sering berkomunikasi dengan keluarga. Dia selalu melaporkan segala aktivitasnya di grup keluarga melalui WhatsApp. Bahkan, almarhum sempat berencana untuk mengikuti reuni di SMAN 2 Kota Malang pada pekan depan.
Di kesempatan sama, kakak kedua almarhum Eva Nawangwulan mengaku tak mengira adiknya akan pergi secepat itu. Tak ada firasat, bahkan almarhum sempat mengirim foto diri sebelum menaiki pesawat. Foto yang diambil sebelum jam 13.00 WIB ini telah dikirim ke grup keluarga.
"Dia juga berencana akan ajak ibu ke Cilacap pada Jumat besok," tambah dia.
(Baca: KNKT Investigasi Jatuhnya Pesawat Latih di Cilacap)
Sebelumnya, pesawat latih aerobatik jenis Super Decathlon DL-30 bernomor registrasi PK-RTZ mengalami kecelakaan di Bandara Tunggu Wulung, Cilacap, Selasa (20/3). Kecelakaan tersebut merenggut nyawa Kolonel Pnb M.J. Hanafie, yang disebut-sebut sebagai salah satu penerbang TNI Angkatan Udara (AU) yang cemerlang.
"Keluarga besar TNI AU berduka mendalam atas kecelakaan pesawat latih aerobatik jenis Suber Decathlon DL-30 dengan nomor registrasi PK-RTZ milik Genesa Flight Academy (GFA)," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya saat dikonfirmasi, Rabu (21/3).