Rabu 21 Mar 2018 20:10 WIB

Pemkab Purwakarta Gandeng Ulama Jadi Mitra Pembangunan

NU konsiten pada nilai-nilai keumatan dan kemasyarakatan.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Pejabat Bupati Purwakarta M Taufiq Budi Santoso, didampingi   Ketua Dewan Tanfidz PCNU Purwakarat, M Soleh, saat paparan mengenai rencana pemkab mengajak tokoh ulama untuk jadi mitra dalam pembangunan, Rabu (21/3).
Foto: dok. Dinas Infokom Purwakarta
Pejabat Bupati Purwakarta M Taufiq Budi Santoso, didampingi Ketua Dewan Tanfidz PCNU Purwakarat, M Soleh, saat paparan mengenai rencana pemkab mengajak tokoh ulama untuk jadi mitra dalam pembangunan, Rabu (21/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta menggandeng ulama untuk jadi mitra pembangunan. Ulama yang digandeng tersebut, salah satunya dari organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Tokoh ulama ini diharapkan bisa berpartisipasi dalam menyukseskan pilkada serentak 2018.

Pejabat Bupati Purwakarta M Taufiq Budi Santoso mengatakan, seluruh pengurus dan anggota PCNU, diharapkan ikut andil dalam menyukseskan pemilihan bupati/wakil bupati dan gubernur/wakil gubernur. Pasalnya, peran NU sangat signifikan dalam kehidupan bermasyarakat. Terutama di Purwakarta ini.

"Andilnya, pengurus maupun anggota PCNU harus bisa menjaga keamanan dan kedamaian selama pilkada serentak ini," ujar Taufiq, kepada sejumlah media, Rabu (21/3).

Terkait dengan pembangunan, mantan Kepala Biro Pemerintahan Pemprov Jabar ini, meminta sumbangsih dari para ulama ini terkait dengan penataan Purwakarta. Supaya, daerah yang terkenal akan Satai Marangginya ini jadi lebih baik lagi.

Alasan dipilihnya PCNU menjadi mitra ini, lanjut Taufiq, karena NU merupakan salah satu organisasi ulama yang menjunjung nilai-nilai tradisi. Sehingga, bisa bersinergi dengan pembangunan Purwakarta ke depannya.

Ketua Dewan Tanfidz PCNU Kabupaten Purwakarta M Soleh sangat mengapresiasi ajakan dari pejabat bupati ini. Apalagi, NU konsiten pada nilai-nilai keumatan dan kemasyarakatan.

"Terkait dengan pilkada serentak, kami secara tegas akan netral. Karena, kami tidak ingin terjebak dalam tataran politik praktis," ujarnya.

Menurut Soleh, selama ini, kedekatan antara NU dengan masyarakat Purwakarta sudah terjalin erat. Apalagi, dulu sewaktu Bupati Purwakarta dijabat Dedi Mulyadi, komposisi pengajar agama di sekolah umum mayoritas dari kalangan NU.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement