REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelolaan gambut Indonesia menjadi pembelajaran bagi dunia. Indonesia hadir dalam Pertemuan Mitra Kerja Global Peatland Initiative (GPI) di Brazaville, Republik Kongo, waktu setempat (21/3). Dalam Dialog Tingkat Menteri pertemuan tersebut, Menteri LHK, Siti Nurbaya membawa diplomasi Indonesia untuk manajemen gambut ke tingkat global.
"Sebagai negara yang memiliki 15 juta hektare lahan gambut, Indonesia tentunya mempunyai keistimewaan atas adanya beragam ekosistem gambut. Mulai dari gambut pesisir yang banyak terdapat di pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua; dan gambut yang ada di delta Mahakam Kalimantan Timur, Kapuas di Kalimantan Barat; hingga gambut di dataran tinggi seperti di Papua. Gambut rawa di Kalimantan mempunyai kemiripan dengan gambut yang ada di Kongo," kata Siti.
Siti juga menjelaskan, Indonesia belajar sangat mahal atas kejadian kebakaran lahan gambut hebat pada tahun 2015. Pemerintah Indonesia, kata dia, merespons melalui kebijakan-kebijakan untuk mengontrol sangat ketat dan menyeluruh guna meminimilisasi terulangnya kejadian ini.
"Hasilnya sangat fantastis, dalam kurun waktu 2 tahun, 2015-2017, Indonesia berhasil menurunkan titik api sebanyak 93.6 persen," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Delegasi Indonesia berbagi strategi yang mendukung keberhasilan pengelolaan gambut di Indonesia. Salah satunya yaitu melalui pembaharuan Moratorium dan penegakan hukum secara efektif.
"Sekitar 500 kasus kebakaran hutan dan gambut berhasil dibawa ke pengadilan, termasuk salah satunya yang fenomenal adalah, putusan terhadap satu pemegang konsensi lahan yang terbukti bersalah, untuk membayar ganti rugi sebesar 1,2 juta dolar Amerika kepada Pemerintah Indonesia!", kata dia.
Siti juga menyatakan Indonesia sebagai pendiri gerakan Asia-Afrika, siap untuk berbagi pengalaman dan membantu negara-negara lain untuk memajukan manajemen gambut melalui kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular.
"Indonesia siap menggulirkan rencananya untuk mendirikan Pusat Riset Internasional Gambut Tropis di Indonesia. Diyakini dalam beberapa tahun ke depan, dunia akan mengakui lahan gambut Indonesia sebagai Arsip Dunia," kata dia.