REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat komunikasi politik Universitas Brawijaya Anang Sujoko mengatakan, kritikan Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais merupakan wujud kegalauan seorang warga negara atas apa yang terjadi di Indonesia. Ia menyebut, dari sisi Amien Rais, ada sebuah hal yang mengkhawatirkan sehingga Amien perlu menyampaikannya sebagai sebuah kritikan.
"Ini ada sebuah kegalauan dari seorang warga negara atas keutuhan NKRI ini. Artinya, sebagai sebuah negara, saya melihat dari prespektif Pak Amien Rais, ini ada hal yang mengkhawatirkan. Ketika terjadi isu-isu atau apa pun lah, yang ditangkap oleh masyarakat," kata Anang kepada Republika.co.id, Rabu (21/3).
Ia mengatakan, Amien Rais merupakan anggota dari masyarakat. Sehingga, apa yang disampaikan olehnya, seharusnya dapat dianggap sebagai kritikan dan juga bentuk kepedulian terhadap negara Indonesia.
"Harusnya, ya itu sebagai sebuah kritikan-kritikan yang sebagai bentuk kepedulian terhadap NKRI itu sendiri," tuturnya.
Akan tetapi, kata dia, kritikan itu seharusnya disampaikan dengan bahasa yang lebih halus dan tidak membuat kegaduhan dan kontroversi. Sebab, sebagai masyarakat memang tak memiliki akses data yang luas seperti pejabat publik.
"Masyarakat memiliki keterbatasan data sehingga bisa jadi dia (Amien) melihat ada fenomena yang ia tangkap. Oleh sebab itu, esensi dari kritikan itu seharusnya disampaikan dengan bahasa yang lugas," kata dia.
Artinya, lanjutnya, seharusnya Amien Rais harus lebih menggunakan tata bahasa yang lebih santun dan memiliki sebuah akurasi. "Yang bukan hanya mengacu pada penggunaan kalimat atau acuan sumber informasi, tapi ya bagaimana tidak menimbulkan kegaduhan yang justru menjadi kontraproduktif," tuturnya.