REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengklaim pengungkapan kelompok penyebar hoaks Saracen dan The Family MCA membuat hoaks tentang ujaran kebencian menurun. Kendati demikian, dia menyatakan, hoaks mengenai hal lain justru meningkat.
"Yaitu, hoaks masalah pangan, telur (palsu) merebak di mana-mana," ujar Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (21/3).
Setyo menyebutkan telur palsu yang beredar di media sosial sebagai hoaks karena tidak ditemukan ada telur palsu. Menurut dia, teknologi untuk membuat telur palsu pun jauh lebih mahal. Setyo meminta bila memang benar ada telur palsu agar segera melaporkan.
Setyo yang juga ketua satgas pangan ini mengungkapkan, adanya isu telur palsu ini dapat merugikan para peternak telur. Sebab, isu tersebut dapat membuat masyarakat merasa takut mengonsumsi dan membeli telur di pasaran.
"Peternak telur mengeluh karena ada isu ini. Kalau lama lama peternak bangkrut," ujar dia.
Kadiv Humas Polri Setyo Wasisto. (Republika)
Setyo menambahkan, dengan adanya isu ini, jumlah konsumsi telur akan menurun dan berdampak pada 25 tahun mendatang. Akibatnya, masyarakat akan kekurangan protein.
"Saya melihat ke depan ada sesuatu yg berbahaya kalo kita telan mentah mentah, kalau ditemukan ada telur diduga palsu, segera ke dinas kementerian terdekat. Saya meyakini tidak ada telur palsu," ujar Setyo menegaskan.
Menindaklanjuti kabar beredarnya telur palsu tersebut, Polri pun mengerahkan Direktorat Tindak Pidana Siber. Terakhir kali didapati seorang penyebar isu hoaks telur palsu di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Namun, menurut Seto, penyebar hoaks tersebut telah diselesaikan oleh pihak kepolisian.