Selasa 20 Mar 2018 14:27 WIB

Pengamat: Jokowi Justru Butuh Cawapres Kalangan Teknokrat

Memilih wakil jangan hanya elektabilitas, tapi kemampuan dalam memerintah

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/Wihdan
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tidak membutuhkan calon wakil presiden yang mengangkat elektabilitas. Namun, cawapres nantinya akan lebih baik apabila berasal dari kalangan teknokrat.

"Jadi memilih wakil atas pertimbangan elektabilitas tidak cukup. Harus sekaligus mampu memerintah. Oleh karena itu menurut saya, berbicara cawapres ini berbicara tentang teknokrat bukan politisi," kata Arbi, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (20/3).

Ia mengatakan, seseorang dengan elektabilitas tinggi namun tidak mampu menjalankan pemerintahan bukan sosok yang tepat. Menurutnya, memerintah Indonesia sama pentingnya dengan memenangkan pemilu.

"Tidak bisa sepenuhnya elektabilitas dijadikan pertimbangan untuk dijadikan Wakil Presiden. Dalam jangka panjang lebih penting mengurusi pemerintah, daripada menang Pemilu tapi tidak becus," tambah dia.

Beberapa nama pun disebut Arbi, seperti Sri Mulyani atau Mahfud MD. Menurutnya, kedua tokoh tersebut telah terbukti memiliki kemampuan untuk menjalankan pemerintahan.

"Teknokrat yang sekarang punya daya dukung yang kuat, meskipun dalam survey belum tentu meyakinkan, itu Sri Mulyani sama Mahfud MD, yang kematangan pengalaman itu boleh dikatakan top untuk cawapres," kata Arbi.

Ia juga mengatakan, sebenarnya Jokowi tidak memerlukan pasangan yang memiliki elektabilitas tinggi. Pasalnya, PDIP beserta partai pendukung Jokowi sendiri sudah lebih dari cukup.

"Lagipula kan sebenarnya apakah Jokowi masih perlu mengandalkan calon wakil presiden untuk mendulang suara? Saya kira tidak. Jokowi dengan dukungan partainya sudah berlebihan malah," kata Arbi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement