Selasa 20 Mar 2018 14:21 WIB

Purwakarta Dorong 7.000 Ha Sawah Segera Ditanami Padi

Sehingga indeks pertanaman di wilayah ini mengalami peningkatan

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Hazliansyah
Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta yang dibantu unsur TNI, menggenjot supaya petani bisa memercepat masa tanam selama Maret 2018 ini. Start percepatan tanam padi ini dilkasanakan di Kampung Cilalawi, Desa Cianting Utara, Kecamatan Sukatani.
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta yang dibantu unsur TNI, menggenjot supaya petani bisa memercepat masa tanam selama Maret 2018 ini. Start percepatan tanam padi ini dilkasanakan di Kampung Cilalawi, Desa Cianting Utara, Kecamatan Sukatani.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, mendorong petani segera mempercepat masa tanam. Sebab target musim tanam Oktober-Maret 2017/2018 masih menyisakan 7.000 hektare yang belum ditanam usai panen. Karena itu, sisa areal sawah yang belum ditanami tersebut digenjot untuk segera tanam.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan, mengatakan, luasan areal sawah yang ditanami selama musim tanam Oktober-Maret, merujuk pada angka strategis yang ada instansi ini mencapai 23 ribu hektare. Akan tetapi, pusat menargetkan luasan sawah yang harus tanam selama enam bulan terakhir di wilayah Purwakarta mencapai 27.425 hektare.

"Yang sudah ditanami itu seluas 22.700 hektare. Jadi, masih ada sisa luasan lahan dari yang ditargetkan sekitar 4.725 hektare lagi," ujar Agus, kepada Republika.co.id, Selasa (20/3).

Meski sisanya tinggal 4.725 hektare, lanjut Agus, khusus untuk Maret ini Dinas ingin luasan lahan yang bisa tanam mencapai 7.000 hektare. Karena itu, sampai akhir Maret ini petani bisa mempercepat tanam. Dengan begitu, target khusus 7.000 hektare ini bisa terealisasi.

Agus mengaku percepatan tanam sekarang ini tidak merujuk pada jadwal musim tanam yang sudah ada. Dengan kata lain, sejak dua tahun terakhir Purwakarta tak lagi mengenal musim tanam. Selagi masih ada air, selesai panen maka lahan itu harus segera digarap untuk tanam lagi.

Dengan begitu, indeks pertanaman di wilayah ini mengalami peningkatan. Untuk sawah tadah hujan, yang tadinya hanya bisa tanam sekali dalam setahun, kini meningkat jadi dua kali tanam dalam setahun. Sedangkan, untuk sawah irigasi teknis, indeks pertanamannya meningkat dari dua menjadi tiga kali dalam setahun.

"Karena itu, sudah dua tahun ini di kita setiap hari ada panen. Rata-rata, 250 hektare panen per harinya," ujar Agus.

Makanya, yang target 7.000 hektare tanam sampai akhir Maret ini, lanjut Agus, merupakan areal sawah yang baru satu atau dua pekan kemarin panen. Sekarang, sudah didorong untuk ditanami padi lagi.

Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Kementan yang juga penanggung jawab Upsus Pajale Kabupaten Purwakarta, Bandel Hartopo, mengatakan, pihaknya mengapresiasi dengan langkah Dinas Pertanian Purwakarta ini mengenai genjot indeks pertanaman. Sebab saat ini pemerintah pusat juga terus mendorong supaya tanam di tingkat petani tidak pernah putus.

"Kami ingin, petani punya jadwal tanam yang tetap dan dipatuhi. Selama ini, petani suka menunda-nunda untuk tanam dengan berbagai alasan. Kini tidak lagi," ujarnya.

Kemudian, dengan tanam yang tidak pernah putus ini, bertujuan untuk memenuhi target swasembada pangan. Selain padi, pemerintah juga menggenjot produksi jagung dan kedelai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement