REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sekolah diminta semakin mematangkan persiapan menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang rencananya akan diselenggarakan pada April mendatang. Kapala Balai Pengendali Pendidikan Menengah dan Khusus (BP2MK) Wilayah III Jawa Tengah, Jasman Indradno mengatakan sekolah harus serius mempersiapkan siswanya mengikuti UNBK.
"UN menjadi pemetaan baik itu sekolah yang kecil maupun besar, semuanya harus mempunyai motovasi untuk menata menjadi sekolah bermutu maka untuk itu persiapannya harus dilaksanakkan dengan sungguh-sungguh," tutur Jasman saat membuka Rapat Koordinasi persiapan UN SMA/MA-SLB dan SMK BP2MK Wilayah III Jateng 2018 di Graha Solo pada Senin (19/3).
Jasman pun meminta khususnya pada sekolah-sekolah negeri tak membebani siswa yang mempunyai sangkutan adiministrasi sehingga tak bisa mengikuti ujian. Ia berharap sekolah harus mencari solusi jika ada anak didiknya yang mengalami masalah jelang pelaksaan UN.
Di lain sisi, ia pun mengingatkan pada lembaga-lembaga pendidikan swasta yang belum mempunyai izin agar segera menitipkan siswanya ke sekolah yang telah memiliki izin. "Kalau sekolah swasta ada yang belum dapatkan izin jangan diteruskan, siswa yang sekarang ada segera dititipkan ke sekolah-sekolah yang memiliki izin, jangan main-main," katanya.
Jasman pun memastikan seluruh sekolah se-Solo Raya sudah memiliki kelengkapan komputer untuk melaksanakan UNBK. Dalam kesempatan itu, ia juga meminta agar selolah mulai membiasakan penggunaan bahasa inggris sebagai pengantar belajar setiap mata pelajaran. Hal itu dimaksudkan untuk mendorong sekolah-sekolah se-Solo Raya mempunyai daya saing internasional.
Sementara Rakor persiapan UN SMA/MA-SLB dan SMK BP2MK Wilayah III Jateng 2018 diikuti 600 peserta yang merupakan kepala sekolah se-solo raya dan pengawas UNBK.
Ketua Panitia Rakor persiapan UN yang juga menjabat sebagai kepala seksie SMK BP2MK Wilayah III Jateng, Sabar Sudarsono mengatakan untuk menghadapi UN, pihaknya akan membentuk satuan tugas khusus yang bertugas mengantisipasi hal-hal dan permasalahan yang dapat mengganggi pelaksanaan UN. Diantaranya yakni terkait listrik hingga jaringan internet.
"Permasalahan-permasalahan yang muncul hubungannya dengan non teknis ini harus diantisipasi. Kemudian hambatan lainnya seperti bencana alam, kerusakan kabel dan lainnya tentu akan menjadi hambatan sehingga berdampak psikologis," katanya.