Ahad 18 Mar 2018 09:35 WIB

Aktivitas Masyarakat Bali Kembali Normal Usai Nyepi

Pada hari ini umat Hindu di Bali memasuki Ngembak Geni

[ilustrasi] Sejumlah pemuda mengarak Ogoh-Ogoh atau boneka raksasa menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1940 di Desa Tegalalang, Gianyar, Bali, Kamis (15/3).
Foto: ANTARA FOTO/Wira Suryantala
[ilustrasi] Sejumlah pemuda mengarak Ogoh-Ogoh atau boneka raksasa menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1940 di Desa Tegalalang, Gianyar, Bali, Kamis (15/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MANGUPURA -- Aktivitas masyarakat Hindu di Bali mulai tampak kembali berangsur normal seperti biasa, pada Ahad (18/3). Itu setelah ritual catur Brata Penyepian Hari Raya Nyepi usai dilaksanakan selama 24 jam sedari Sabtu (17/3) pukul 06.00 Wita.

Pewarta Antara di wilayah Desa Adat Tuban, melaporkan aktivitas warga Pulau Dewata itu pulih kembali setelah pukul 06.00 Wita. Sehingga, jalanan yang pada saat Hari Raya Nyepi tampak lengang, kini mulai tampak dilewati oleh sejumlah pengendara.

Tak hanya umat Hindu, warga beragama lain yang selama satu hari sebelumnya juga berada di dalam rumah, tampak telah mulai keluar rumah. Wisatawan dan tamu hotel yang seharian menikmati suasana Hari Raya Nyepi dari dalam hotel, juga mulai beraktivitas keluar hotel.

Meskipun aktivitas warga setelah Nyepi sudah mulai normal, tampak suasana hari raya masih terasa di wilayah Bali. Hal tersebut karena pada hari ini umat Hindu di Bali memasuki Ngembak Geni atau yang berarti bebas menyalakan api.

Bendesa Adat Tuban, I Wayan Mendra menjelaskan, meskipun saat Ngembak Geni masyarakat dapat beraktivitas seperti hari biasa, kebanyakan umat Hindu memanfaatkan hari itu untuk melakukan Dharma Santi Nyepi atau saling bersilaturahim.

"Sama seperti umat Muslim yang bersilaturahim saat Idul Fitri, kami setelah menjalani Catur Brata penyepian atau pada saat Ngembak Geni juga bersilaturahmi dengan keluarga dan teman-teman," ujarnya.

I Wayan Mendra mengatakan, pada saat Ngembak Geni di wilayahnya juga digelar kegiatan Pasar Mejelangu yang diangkat dari tradisi Med-Medan atau yang berarti tarik tambang. "Pasar Majelangu yang hari ini kami gelar di sepanjang Jalan Raya Tuban akan menampung ratusan warga kami yang membuka kios yang menjual berbagai barang usaha kecil menengah berskala lokal hingga internasional," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement