Ahad 18 Mar 2018 05:07 WIB

Modus Pembobol Bank: Dari Skimming Hingga Nikahi Gadis Lokal

Sindikat beraksi di 64 bank dan telah mengambil uang nasabah sejak Juli 2017.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Elba Damhuri
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) - ilustrasi

Teknologi cip

Bank Indonesia (BI) meminta bank penerbit kartu ATM/debit untuk mempercepat migrasi kartu dari teknologi pita magnetik ke cip yang memiliki standar keamanan lebih tinggi.

Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan, kasus skimming data nasabah BRI melalui kartu debit di Kediri, Jawa Timur, harus menjadi pelajaran, yaitu bahwa industri perbankan perlu terus memutakhirkan standar teknologi keamanan dalam layanan sistem pembayaran. "Kita sudah (panggil). Kita minta BRI percepat migrasi ke cip," kata Erwin.

Berdasarkan keterangan BRI, kata dia, kasus skimming tersebut terjadi pada nasabah Simpedes BRI yang menggunakan kartu debit dengan ketentuan saldo di bawah Rp 5 juta. Kartu debit dengan saldo tersebut memang masih dibolehkan menggunakan pita magnetik. "BRI sudah berkomitmen untuk selesaikan masalah tersebut," ujar Erwin.

Kartu ATM yang disertai dengan pita magnetik memang kerap dinilai rentan kejahatan skimming. Solusi muncul dengan teknologi cip yang lebih sulit digandakan. Namun, penerapan teknologi cip memerlukan biaya investasi yang lebih mahal dari pita magnetik.

Bank sentral melalui Surat Edaran Bank Indonesia No17/52/DKSP telah mewajibkan agar kartu debit yang baru diterbitkan sejak 30 Juni 2017 wajib dilengkapi standar nasional cip. Sedangkan, untuk kartu yang sudah beredar di masyarakat ditargetkan selambat-lambatnya 31 Desember 2018, minimal 30 persen dari total kartu ATM dan debit sudah menggunakan cip dan personal identification number (PIN) online enam digit. Baru pada 31 Desember 2021 ditargetkan mencapai 100 persen.

BRI mengaku telah mengganti dana sebesar Rp 145 juta kepada 33 nasabah yang melaporkan kehilangan uang di kantor cabang Kediri, Jawa Timur. Direktur Konsumer BRI Handayani menjamin akan mengganti dana nasabah jika terbuki dana tersebut hilang karena skimming.

BRI mengatakan, proses ganti rugi seluruh nasabah di Kediri sudah selesai. Untuk mengantisipasi kejadian seperti ini terulang kembali, BRI akan melakukan beberapa langkah untuk mengamankan data nasabah, baik dari sisi teknologi maupun kebijakan. BRI juga mengimbau nasabah untuk berpartisipasi menjaga keamanan dengan mengganti sandi PIN secara berkala.

Direktur Perbankan Digital dan Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo mengakui, kejahatan perbankan memang berinovasi terus-menerus. "Ketika kami meningkatkan teknologi, penjahat berusaha mengeluarkan inovasi lebih baru," kata Indra.

Indra mengatakan, BRI telah memasang teknologi antifraud yang bisa mendeteksi jika terjadi sesuatu dengan bank atau nasabah. Selain itu, BRI juga mempunyai fitur mobile banking yang bisa menonaktifkan kartu ATM.  (antara, Pengolah: mansyur faqih).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement