Ahad 18 Mar 2018 05:07 WIB

Modus Pembobol Bank: Dari Skimming Hingga Nikahi Gadis Lokal

Sindikat beraksi di 64 bank dan telah mengambil uang nasabah sejak Juli 2017.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Elba Damhuri
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) - ilustrasi
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID  Jaringan pencuri yang bertanggung jawab terhadap pembobolan rekening nasabah dengan modus skimming ternyata telah menyerang 64 bank di beberapa negara. "Bank di luar negeri juga menjadi sasaran," kata Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Rovan Richard Mahenu di Jakarta, Jumat (16/3).

Menurut dia, dari 64 bank itu, sebanyak 13 di antaranya merupakan bank domestik. Sebanyak 51 bank lainnya merupakan bank luar negeri, seperti dari Australia, Jerman, Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Prancis, Jepang, Swiss, dan Denmark.

Melihat hal itu, Rovan pun menegaskan, para pelaku merupakan bagian dari jaringan internasional yang beraksi di banyak negara. Sebelumnya, kepolisian telah menangkap lima orang yang diduga sebagai pelaku pembobol rekening nasabah di Tanah Air.

Tiga orang merupakan warga negara Rumania, seorang warga negara Hungaria, dan satu orang warga negara Indonesia. Lima pelaku itu yakni Caitanovici Andrean Stepan, Raul Kalai alias Lucian Meagu, Ionel Robert Lupu, Ferenc Hugyec, dan Milah Karmilah.

Polisi menangkap para pelaku dari lokasi yang berbeda. Lokasi pertama adalah De Park Cluster Kayu Putih, Blok AB 6 Nomor 3, Serpong, Tangerang. Kedua, Bohemia Vilage 1 Nomor 57, Serpong, Tangerang. Ketiga, Hotel Grand Serpong, Tangerang. Keempat, Hotel De Max Lombok tengah, Nusa Tenggara Barat.

Kepolisian juga mengamankan beberapa alat bukti berupa alat-alat skimming, semisal deep skimmer, encoder, dan tiga unit kamera yang digunakan untuk mencuri data nasabah. Berdasarkan informasi sementara, sindikat tersebut telah mengambil uang nasabah sejak Juli 2017.

Mereka menyasar rekening masyarakat dengan memasang alat deep skimmer di berbagai ATM di Jakarta, Bandung, Tangerang, Yogyakarta, dan Denpasar.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menambahkan, para pelaku skimming tersebut datang dari Eropa Timur dengan visa kunjungan atau turis.

"Dia kemudian mencari gadis orang Indonesia untuk dikawin. Di situ akhirnya jadi EO yang bisa menjadi mencarikan hotel, kemudian mencarikan lokasi di situ. Ini jaringan internasional, sedang kita lakukan pendalaman di situ," kata dia di Mapolda Metro Jaya, Jumat.

Jaringan internasional lima pelaku ini juga disebut ada kaitannya dengan jaringan pelaku skimming di Bali. Namun, kepolisian belum bisa menyebutkan lebih mendetail mengenai keterkaitan tersebut. "Masih pendalaman (jaringan yang ada di Bali). Nanti saya cek," ujar Argo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement