Sabtu 17 Mar 2018 15:13 WIB

Samego: Gerindra tak Punya Tokoh Gantikan Prabowo Capres

Pilpres 2019 dinilai menjadi kesempatan terakhir Prabowo menjadi capres.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendatangi kantor DPP PKS untuk melakukan pertemuan dengan Partai PAN dan PKS, Jakarta, Ahad (24/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendatangi kantor DPP PKS untuk melakukan pertemuan dengan Partai PAN dan PKS, Jakarta, Ahad (24/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari LIPI, Indria Samego mengatakan, sosok Prabowo masih kuat untuk diusung menjadi calon presiden (capres) dari Partai Gerindra. Ia pun menilai nantinya deklarasi itu akan disampaikan pada saat Partai Gerindra telah mendapatkan keputusan di Rapimnas partai itu.

"Katanya kan tunggu keputusan Rapimnas, atau keputusan dari institusi yang diakui itu. Jadi, saya kira Prabowo masih punya keinginan untuk maju lagi, yang nantinya akan diumumkan setelah itu," tuturnya kepada Republika.co.id, Sabtu (17/3).

Ia menyebut salah satu alasannya adalah dikarenakan dalam Partai Gerindra tak ada lagi sosok yang kuat untuk melawan partai pemerintah yang berkuasa saat ini pada perebutan kursi presiden 2019 mendatang. "Karena dari dalam merasa tidak ada orang lain di Partai Gerindra," tegasnya.

Selain itu, ia menuturkan, dukungan partai-partai lain yang nonpemerintah pun ia nilai akan mengalir kepada Partai Gerindra. Sebab, ia menilai, Partai Gerindra saat ini memiliki suara yang paling banyak dari partai oposisi pemerintah.

"Karena partai-partai seperti Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan PDI Perjuangan itu apa kata ketua umumlah, gitu. Saya kira Prabowo masih berminat," tuturnya.

Indria menyebut, bukan hanya usia saja yang menjadi pertimbangan Prabowo dalam mencalonkan dirinya menjadi capres di Pilpres 2019 mendatang. Namun, lebih kepada para pemilih nantinya pada 2024 akan berubah dan memiliki selera yang lain.

"Tahun 2024 itu sudah tamatlah orang-orang tua itu, pemilih kita nantinya akan lebih banyak pemilih muda yang memiliki selera yang lain. Mereka juga tidak mau mengikuti cara berpikir dengan cara orang-orang dulu," jelasnya.

Sehingga, prediksinya, pada 2024 nanti, generasi muda akan segera mengambil alih dengan mengotak-atik cara-cara politik lama menjadi yang lebih baru. Ia mencontohkan, nantinya terdapat potensi orang dengan suku luar Jawa akan bisa masuk bursa capres, pada Pilpres 2024 mendatang. "Kalau sekarang kan masih konservatif, Jawa-Islam, begitu," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement