REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Warga Rumania, yang diduga sebagai sindikat pelaku penyadap mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) ditangkap di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Pelaku diduga bagian dari sindikat penyadapan ATM di wilayah Bali, Bandung, Yogyakarta, Tangerang, dan Jakarta yang disinyalir beraksi sejak Juli 2017.
Kabid Humas Polda NTB AKBP Tri Budi Pangastuti mengonfirmasi penangkapan dilakukan oleh petugas kepolisian dari Polda Metro Jaya ketika pelaku sedang berada di Hotel Dmax, Praya, Kabupaten Lombok Tengah.
"Untuk penangkapan tersangka di Lombok, langsung diambil alih oleh tim Unit IV Subdit III Resmob Polda Metro Jaya dibawah pimpinan Kanit AKP Rovan Richard Mahenu. Petugas dari Polda NTB bersama Reserse Lombok Tengah hanya back-up," kata Tri Budi saat dihubungi wartawan di Mataram, Jumat (16/3).
Setelah berhasil diamankan Jumat (16/3), sindikat pelaku penyadap mesin ATM itu langsung dibawa ke Polda Metro Jaya untuk proses pemeriksaan dan pengembangan lebih lanjut. "Tersangka yang ditangkap langsung dibawa ke Jakarta untuk pengembangan," ujarnya.
Selain melakukan penangkapan di Lombok, kepolisian dari Polda Metro Jaya juga menciduk sindikat pelaku lainnya yang sedang berada di wilayah Serpong, Tanggerang Selatan, Banten. Adapun pelaku yang berhasil diamankan oleh petugas kepolisian dari Polda Metro Jaya, ada lima orang, tiga di antaranya warga Rumania dengan inisial CAS (28), RK (28), dan IRL (28), dan dua lainnya warga Hungaria, FH (27), serta seorang perempuan asal Bandung berinisial MK (30).
Dari aksi penangkapan itu, polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti yang menguatkan peran para pelaku sebagai penyadap mesin ATM, di antaranya sebanyak 1.480 kartu ATM palsu berbagai asal bank. Terbanyak, dari BRI, dengan jumlah 1.211 kartu ATM.
Selain itu, polisi turut mengamankan sejumlah perangkat elektronika yang diduga digunakan untuk menyadap ATM milik nasabah. Karena itu, perangkat elektronika yang sebelumnya ditemukan terpasang di beberapa mesin ATM di wilayah Yogyakarta dan Bandung, terindikasi hasil rakitan dari sindikat pelaku kelas internasional asal Rumaina tersebut.