REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, berupaya menurunkan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD). Caranya dengan meningkatkan target angka bebas jentik (ABJ) sebesar 95 persen pada 2018. "Pada 2017 ABJ Kota Bogor 92,1 persen, angka ini meningkat dari 2016 sebesar 90,6 persen. Tahun ini kami targetkan meningkat lagi," kata Staf Program Pengendalian DBD Dinas Kesehatan Kota Bogor, Intan Fandini, di Bogor, Kamis (15/3).
Salah satu upaya untuk meningkatkan ABJ, Dinkes melatih 68 juru pemantau jentik per kelurahan. Pelatihan ini menggerakkan satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik). "Para jumantik yang kita latih ini merupakan juru penggeraknya. Jumantiknya sendiri adalah masyarakat yang punya rumah masing-masing," katanya.
Sistem kerja Jumantik adalah memantau pemilik rumah melakukan pemeriksaan jentik, dengan sebuah stiker di rumah masing-masing, sebagai kartu pemeriksaan jentik. "Jumantik hanya memantau, yang melakukan pemeriksaan adalah pemilik rumah sendiri. Jumantik memantau kegiatan melalui kartu pemeriksaan jentik," katanya.
Dia mengatakan, sebaiknya pemeriksaan jentik dilakukan seminggu sekali. Hal itu karena sesuai siklus hidup nyamuk penular DBD yakni seminggu untuk berkembang biak dari telur ke jentik.
Nyamuk dapat berkembang biak di air yang tergenang. Tempat yang kerap dihinggapi jentik seperti toren air, ember, bak mandi, tatakan pot bunga, wadah makanan burung, tatakan dispenser, dan penampung air di kulkas. Untuk menghindari jentik nyamuk dapat dilakukan dengan menutup rapat tempat penampungan air seperti toren. Selain itu menguras air di bak, atau ember air berjentik.
Hendaknya air yang terdapat jentik nyamuk dibuang ke tanah. "Setelah itu baru diberi abatesasi, atau larvasida, dengan takaran satu sendok makan untuk satu mili liter air," katanya.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Bogor Lindawati mengatakan target meningkatkan ABJ seiring tahun 2018 seiring dengan menurunkan angka kasus DBD 2017 secara signifikan. Ia mengatakan pada 2016 kasus DBD tercatat 1.225 kejadian, delapan di antaranya meninggal dunia.
Angka tersebut turun signifikan pada 2017 menjadi terjadi penurunan signifikan yakni 849 kasus, enam orang meninggal dunia. "Ini keberhasilan semua pihak atas kerja samanya menurunkan angka DBD dengan menggiatkan PSN 3M Plus dan abatesasi. Kita upayakan pada 2018 ini dapat diturunkan kasusnya, dan meningkatkan ABJ," kata Linda.