REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mencatat hingga malam ini sebanyak 87 korban nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah melapor secara resmi kasus saldonya yang berkurang secara misterius. "Kemarin ada 33 nasabah BRI yang melapor, hari ini yang melapor ke kepolisian telah bertambah menjadi 87 orang dan bisa jadi akan terus bertambah," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (14/3).
Dia mengatakan, 87 korban nasabah BRI yang melapor ke kepolisian semuanya berasal dari wilayah Kediri, Jawa Timur. Sebanyak 33 orang di antaranya tercatat sebagai nasabah BRI Unit Ngadiluwih dan 54 orang nasabah dari BRI Unit Purwokerto.
"Dua kantor unit BRI itu semuanya berlokasi di wilayah Ngadiluwih, Kediri," katanya.
Menurut Barung, BRI telah memblokir rekening dari semua korban yang telah melapor. Rata-rata korban merasakan transaksi misterius yang terjadi pada 10 dan 11 Maret lalu.
"Korban nasabah BRI ini tiba-tiba menerima pesan singkat yang menginformasikan saldonya berkurang antara Rp 500 ribu hingga 10 juta. Padahal mereka sama sekali tidak melakukan transaksi," katanya.
Barung memastikan Polda Jatim telah menurunkan tim dari Sub Direktorat Perbankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus untuk membantu penyelidikan di Kepolisian Resor (Polres) Kediri. Menurut dia, selain dari pihak kepolisian, BRI juga telah menurunkan tim untuk menyelidiki apa yang sedang terjadi, termasuk dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Kami masih menyelidiki perkara ini," ucap Barung