Rabu 14 Mar 2018 20:40 WIB

BMKG: Hujan Es Akibat Awan Cumulonimbus

Terjadi ketika awan cumulonimbus kondisinya sangat jenuh dan beku.

Cuaca berawan (ilustrasi).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Cuaca berawan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi Majalengka, Jawa Barat, menjelaskan hujan es yang terjadi di Cirebon, karena adanya awan cumulonimbus. Fenomena itu bisa terjadi dimana saja.

"Hujan es bisa terjadi ketika awan hujan yang bewarna abu-abu kehitam-hitaman atau disebut awan cumulonimbus kondisinya sangat jenuh dan beku," kata Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Jatiwangi Majalengka, Ahmad Faa Iziyn melalui pesan singkatnya, Rabu (14/3).

Awan cumulonimbus bisa menyebabkan terjadinya hujan lebat disertai angin kencang dan petir serta hujan es. Dia menjelaskan saat terjadi hujan es, di dalam awan cumulonimbus ini kondisinya sangat jenuh dan beku, sehingga terbentuk kristal-kristal es.

"Biasanya awan ini dengan ketinggian rendah dan didukung oleh kondisi suhu udara di lingkungan sekitar kejadian, kristal-kriatal es tersebut turun ke bawah menuju daratan yang belum sempat mencair, maka terjadilah hujan es," jelasnya.

Hujan berbentuk kristal es sempat terjadi di sebagian wilayah Kota Cirebon, seperti dikatakan seorang warga, Ani Nunung Aryani bahwa pada Rabu (14/3) sekitar jam 16.20 WIB terjadi hujan es. "Hujan es di Kelurahan Kalijaga, tapi cuma sebentar saja," katanya

Menurutnya hujan es yang terjadi itu berlangsung sekitar tiga menit. Ani mengatakan sempat mendengar suara sangat keras yang menimpa atap rumahnya, suara itu kata dia tidak seperti hujan pada umumnya. "Ternyata itu hujan es," kata Ani lagi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement