Rabu 14 Mar 2018 10:41 WIB

Usai Video Viral, Pemerintah Bahas Penanganan Sampah Bali

Horner mengabadikan video ketika menemukan tumpukan sampah di Perairan Point

Tim khusus melakukan peninjauan langsung ke lokasi Perairan Manta Point di Nusa Penida. Seorang wisatawan asing asal Inggris bernama Rich Horner sebelumnya mengunggah video dirinya tengah diving di tengah lautan sampah di lokasi.
Foto: dok. Istimewa
Tim khusus melakukan peninjauan langsung ke lokasi Perairan Manta Point di Nusa Penida. Seorang wisatawan asing asal Inggris bernama Rich Horner sebelumnya mengunggah video dirinya tengah diving di tengah lautan sampah di lokasi.

REPUBLIKA.CO.ID,  DENPASAR -- Video viral seorang penyelam Inggris, Richard Horner yang dimuat dalam laman kantor berita daring Inggris, The Guardian tampaknya menjadi sorotan pemerintah pusat. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan memasukkan pembahasan tentang penanganan sampah di Bali dalam rapat koordinasi di Jakarta, Selasa (13/3).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, I Gede Suarjana mengatakan salah satu poin pembahasan dalam rapat koordinasi di Jakarta tersebut adalah hasil investigasi tim khusus terkait video sampah plastik di Manta Point oleh Horner. Menurut data dan pengamatan Tim Kemenko Maritim dan instansi terkait, 1-10 Maret 2018, tidak ada laporan sampah di Manta Point pada hari yang dilaporkan wisatawan Inggris tersebut.

"Tim bahkan bertemu langsung dengan Richard Horner di sekitar lokasi dan mendapat pengakuan bahwa dia sudah berkali-kali menyelam di Manta Point, dan tidak menemukan sampah di luar waktu penemuan tersebut," ujar Suarjana, Rabu (14/3).

Horner menemukan gundukan sampah saat menyelam di Manta Point dan mengunggah videonya tersebut ke YouTube pada 3 Maret 2018. Suarjana mengatakan berdasarkan hasil analisis ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dipaparkan Tim Kemenko Maritim, Perairan Nusa Penida dipengaruhi angin muson barat daya dan arus lintas Indonesia yang bergerak dari utara melalui Selat Lombok.

"Dengan kondisi pasang surut, sampah di luat bisa saja muncul dan berlangsung dalam hitungan jam," kata Suarjana.

Horner mengabadikan video ketika dirinya menemukan tumpukan sampah di Perairan Manta Point, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Horner mengungkapkan arus laut di tempatnya menyelam membawa 'kado terindah' untuk ubur-ubur, plankton, dan hewan laut lainnya, yaitu tumpukan plastik.

"Kantong plastik, botol plastik, gelas plastik, lembar plastik, ember plastik, sikat plastik, sedotan plastik, keranjang plastik, kantong plastik, kantong plastik, plastik, plastik. Begitu banyak plastik," kata Horner, dilansir dari The Guardian.

Dalam video tersebut Horner berenang selama beberapa menit dan menyaksikan sampah-sampah plastik juga bercampur dengan sampah organik lainnya. Manta Point salah satu lokasi penyelaman favorit wisatawan di Bali. Seekor ikan pari manta sempat melintas dalam video Horner.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra menambahkan Menko Maritim telah memerintahkan penyusunan rencana aksi mengatasi masalah ini. Salah satu caranya menerima masukan pemerintah Provinsi Bali untuk memasangi penangkap sampah (trash trap) di sungai-sungai Bali, sehingga sampah tidak terbawa langsung ke laut.

"Saat ini kami sudah mencoba memasanginya di empat sungai dan hasilnya memuaskan," kata Dewa Mahendra.

Pemerintah provinsi juga terus mengedukasi masyarakat untuk mengelola sampah dengan benar. Desa adat (pekraman) juga dilibatkan bersama komponen masyarakat lainnya dalam penanganan sampah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement