Selasa 13 Mar 2018 20:51 WIB

70 Persen Bencana di Sukabumi Termasuk Hidrometeorologi

Bencana ini dipengaruhi faktor cuaca, suhu dan iklim

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
Rumah warga di Kampung Pangkalan RT 23 RW 05 Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi rusak berat akibat gempa 6,1 SR Lebak Banten Selasa (23/1).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Rumah warga di Kampung Pangkalan RT 23 RW 05 Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi rusak berat akibat gempa 6,1 SR Lebak Banten Selasa (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana di Kota Sukabumi sebagian besar termasuk dalam kategori hidrometeorologi. Hal ini didasarkan pada keterangan yang ada dalam data informasi bencana (DIB) 2017 yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi.

Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca, suhu dan iklim seperti banjir, longsor dan puting beliung.

"Jumlah kejadian bencana hidrometeorologi mencapai 70 persen dari seluruh kejadian," terang Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada wartawan, Selasa (13/3).

Sedangkan sisanya merupakan bencana nonhidrometeorologi. Hal ini mengacu pada data bencana pada rentang waktu Januari hingga Desember 2017 yang tercatat sebanyak 160 kejadian.

Menurut Zulkarnain, berdasarkan periode, bulan tertinggi bencana pada 2017 terjadi pada April sebanyak 38 kejadian, Februari 23 kejadian dan Desember 18 kejadian. Bencana pada kurun waktu tersebut salah satunya terjadi karena intensitas hujan tinggi. Laporan bencana pada rentang waktu tersebut mencapai sekitar 51.25 persen dari total keseluruhan.

Zulkarnain merinci, wilayah kejadian tertinggi bencana terjadi di Kecamatan Cikole dengan 46 kejadian, Tepatnya di Kelurahan Subangjaya. Kedua di Kecamatan Gunungpuyuh sebanyak 19 kejadian dan terbanyak di Kelurahan Karangtengah dan ketiga di Kecamatan Warudoyong 17 kali kejadian yang terbanyak di Kelurahan Benteng.

Sementara bencana terendah ada di Kecamatan Baros yang hanya 10 kejadian dan Lembursitu sebanyak 14 kali kejadian.

Ia menambahkan, bencana pada 2017 sedikit menurun bila dibandingkan dengan 2016 yang mencapai sebanyak 187 kejadian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement