REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengajak generasi muda terutama mahasiswa untuk mempertebal rasa nasionalisme. Rasa nasionalisme sangat penting dalam kemajuan teknologi informasi.
"Ini penting karena seiring dengan kemajuan teknologi informasi, identitas kebangsaan generasi muda ikut tereduksi oleh berbagai macam paham-paham negatif, termasuk radikalisme dan terorisme," kata Suhardi seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (13/3).
Saat memberikan kuliah umum kebangsaan di depan sekitar 4.000 mahasiswa Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN, Bintaro, Tangerang Selatan, Suhardi mengatakan generasi muda nantinya akan menjadi orang yang mengawaki instansi pemerintah. Terutama mahasiswa STAN yang diproyeksikan untuk menangani keuangan negara.
Hal itulah, lanjut mantan Sekretaris Utama Lemhannas itu, yang membuat mereka harus punya nasionalisme serta profesionalisme yang kuat. Dua hal itu bisa membawa Indonesia semakin maju, mandiri, dan kuat menghadapi serangan ideologi asing.
"Negara butuh kalian. Masa depan Indonesia jangan dirusak. Generasi muda harus menjadi garda terdepan untuk melawan berbagai hal yang mengancam perdamaian dan keutuhan NKRI," ujarnya.
Ia pun meminta perhatian rektor perguruan tinggi negeri dan swasta untuk mengawasi institusi masing-masing mengingat infiltrasi radikalisme dan terorisme sudah masuk ke mana-mana, termasuk kampus.
Kepala BNPT mengimbau kalangan kampus agar tidak diam menghadapi serangan global terutama radikalisme dan terorisme. "Kita harus berani bersuara dan memiliki sense of crisis bila melihat ada penyimpangan, apalagi menyangkut radikalisme dan terorisme yang terjadi di lingkungan kita. Kalau dibiarkan dan tidak cepat diklarifikasi nanti akan semakin berkembang dan masyarakat menganggap paham itu benar," katanya.