REPUBLIKA.CO.ID, PULAU PUNJUNG -- Warga yang berada di enam nagari (desa adat) di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, diimbau mewaspadai banjir mengingat tingginya curah hujan di daerah itu. Hal itu diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Suwandi.
Suwandi di Pulau Punjung, Senin (12/3), menyebutkan nagari yang dinilai rawan banjir itu yakni Nagari (Desa Adat) Timpeh, Kecamatan Timpeh, Nagari Sopan Jaya, Kecamatan Padang Laweh, Jorong SP 3 Nagari Tiumang, Kecamatan Tiumang.
Kemudian, Nagari Tebing Tinggi, Kecamatan Pulau Punjung, Nagari Abai Siat, Kecamatan Koto Besar, dan Nagari Silago, Kecamatan IX Koto. "Meski wilayah tersebut rawan banjir namun belum pada kondisi yang membahayakan, sebab ketika banjir terjadi biasanya air cepat surut dan belum berpotensi sampai memakan korban," ujarnya.
Untuk titik rawan longsor, katanya, masih berada di wilayah Kecamatan IX Koto karena letak geografis daerah yang berbukitan.
Ia mengatakan masyarakat bersama pemerintah daerah memiliki peran aktif dalam mengatisipasi bencana, terlebih saat potensi hujan masih tinggi di Dharmasraya pada Maret.
Di samping itu, lanjutnya petugas BPBD juga selalu siaga serta berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait dan pemerintah nagari agar saat terjadi bencana dapat ditanggap secara cepat.
Sebelumnya, Kondisi cuaca di Kabupaten Dharmasraya masih berpotensi diguyur hujan hingga tiga hari ke depan dengan intensitas sedang hingga lebat, kata pejabat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping, Padang Pariaman.
Hujan lebat di Dharmasraya juga disebabkan efek dari luasan hujan dari wilayah timur seperti Provinsi Riau, jadi penyebab hujan tersebut tidak murni dari kabupaten itu.
"Pada Maret ini kondisi cuaca berubah-ubah, misalnya pada siang hari cuaca terik, namun pada sore hingga malam terjadi hujan," ujar Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping, Budi Samiadji dihubungi dari Padang.