Senin 12 Mar 2018 19:09 WIB

Akibat Banjir, Jalur Pantura Jadi Posko Pengungsian

Banjir di Kecamatan Gunung Jati disebabkan adanya 10 aliran sungai yang mengecil.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Endro Yuwanto
Warga melintasi jalan yang terkena banjir di kawasan Pantura, Pamanukan, Subang, Jabar, Rabu (22/1).
Foto: Septianjar Muharam
Warga melintasi jalan yang terkena banjir di kawasan Pantura, Pamanukan, Subang, Jabar, Rabu (22/1).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Banjir yang menerjang wilayah Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Ahad (11/3) hingga Senin (12/3), memaksa warga mengungsi di Jalur Pantura Tengah penghubung Cirebon-Indramayu. Polisi pun memberlakukan rekayasa lalu-lintas agar tidak terjadi kemacetan yang parah.

Berdasarkan pantauan, di Jalur Pantura Desa Wanakaya, Kecamatan Gunung Jati, didirikan sejumlah tenda pengungsian. Selain sebagai tempat warga beristirahat, beberapa tenda juga ada yang digunakan sebagai dapur umum maupun posko penanganan bantuan bencana.

"Saya terpaksa istirahat di jalan raya karena rumah terendam banjir sejak kemarin," kata seorang warga Desa Wanakaya, Yadi, Senin (12/3).

Selain Desa Wanakaya, banjir juga merendam desa-desa lainnya di Kecamatan Gunung Jati. Tercatat ada 11 desa di kecamatan itu yang diterjang banjir, dengan jumlah wargayang terdampak mencapai delapan ribu kepala keluarga (KK). Selain mengungsi di jalan raya, warga juga mengungsi ke tempat lainnya, seperti masjid, mushala, maupun balai desa.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon Eman Sulaeman menjelaskan, banjir di Kecamatan Gunung Jati disebabkan adanya sepuluh aliran sungai yang kecil di daerah tersebut. Namun, semuanya mengalir ke Sungai Condong. "Saat hujan turun dengan lebat, air tidak mampu lagi ditampung oleh Sungai Condong sehingga akhirnya meluap ke permukiman warga," kata dia.

Eman mengatakan, di beberapa titik, air sudah ada yang surut. Namun, ada juga yang belum surut, salah satunya di Desa Wanakaya.

Sementara itu, Kasatlantas Polres Cirebon Kota AKP Rezkhy Satya mengatakan, satu jalur di Kecamatan Gunung Jati tersebut memang ditutup untuk menampung warga korban banjir. Menurutnya, penutupan jalan di lajur arah Kota Cirebon menuju Indramayu. "Satlantas membuat sistem contraflow, dalam satu lajur dibuat untuk dua arah," kata Rezkhy.

Rezkhy menjelaskan, penutupan satu lajur jalan dan pemberlakuan sistem contraflow itu dimaksudkan untuk mengatur lalu-lintas agar tidak terjadi kemacetan parah. Ia menyatakan, rekayasa lalu-lintas tersebut akan dilakukan hingga banjir surut dan warga kembali ke rumah masing-masing.

Selain di Kecamatan Gunung Jati, banjir juga menerjang 11 kecamatan lainnya di Kabupaten Cirebon. Di antaranya, Kecamatan Ciledug, Kecamatan Pasaleman, Kecamatan Waled, Kecamatan Kedawung, Kecamatan Tengah Tani, Kecamatan Plumbon, Kecamatan Susukan, Kecamatan Arjawinangun, dan Kecamatan Gegesik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement