Ahad 11 Mar 2018 04:02 WIB

Tank Terperosok, Ini Saran Psikolog Soal Wisata Edukasi

Kecelakaan terjadi pada satu tank angkut personel M-113 di Sungai Bogowonto.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Ratna Puspita
Reza Indragiri Amriel
Foto: Republika/ Wihdan
Reza Indragiri Amriel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Reza Indragiri mengapresiasi kehadiran tentara dalam kegiatan edukasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pendidikan dasar seperti yang dilakukan siswa PAUD dan TK Sindurjan, Purworejo. Hanya saja, peralatan militer tidak didesain untuk tamasya dan tidak ditujukan bagi penumpang anak-anak sehingga memang dibutuhkan keamanan ekstra.

"Hal ini dibutuhkan untuk memastikan anak-anak bisa belajar dan bergembira dengan aman dengan wahana tempur seperti tank," ujar Reza saat dikonfirmasi Republika, Sabtu (10/3) malam.

Kecelakaan terjadi pada satu tank angkut personel M-113 di Sungai Bogowonto, Purworejo, Jawa Tengah, pada Sabtu (10/3) siang. Tank itu mengangkut anak-anak PAUD Ananda, dari Kelurahan Sindurjan, Purworejo serta anak TK.

Terlepas dari kejadian tersebut, dia mengatakan, inisiatif TNI untuk mengajak anak-anak bertamasya bisa bermanfaat untuk membangun pendidikan karakter sekaligus mengenalkan teknologi ke anak-anak. "Siapa tahu, bisa menginspirasi anak-anak untuk nantinya bergabung menjadi personel TNI," kata Reza. 

Di samping mengakrabkan anak-anak dengan peralatan perang, ia mengatakan, edukasi dengan cara wisata ini akan membuka wawasan anak. Di antaranya, menunjukkan organisasi TNI memiliki prospek karier profesional yang baik dan modern. 

Terlebih, Reza menambahkan, perang zaman sekarang merupakan proxy war sebagaimana analisa Jendral Gatot Nurantyo. Karena itu, dia mengatakan, semakin banyak sisi canggih yang dapat TNI sajikan untuk memikat anak-anak. 

Tidak kalah penting, pendekatan ini menjadi kesempatan kepada TNI untuk menjukkan mereka tidak semata masalah kegagahan dan keperkasaan fisik. "Juga, ketangguhan berupa kecerdasan tingkat tinggi, keterampilan sosial lintas benua sekaligus kehangatan interaksi antara tentara dengan rakyat," ucap Reza.

Tank tergelincir dan masuk ke dalam Sungai Bogowonto. Tidak ada yang meninggal di dalam kabin tank. Korban jiwa terjadi pada saat mereka sudah keluar dari tank dan terseret arus Sungai Bogowonto.

Seorang personel Batalyon Infantri Mekanis 412, Prajurit Satu Rendi dan Kepala PAUD Ananda, Iswandari, meninggal dunia dalam kejadian itu. Rendi meninggal dunia setelah dia berupaya sekuat tenaga menyelamatkan warga sipil yang turut dalam tank itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement