REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra memanggil umat Islam untuk terjun ke politik. Menurutnya, umat Islam berisiko tersingkir dan bahkan tertindas jika tak ada di pemerintahan.
"Kalau tak mampu berkompetisi dan memegang kekuasaan politik secara adil, proporsional, dan seimbang maka Islam dan umat Islam di negeri ini akan tersingkir, bahkan mungkin sekali akan tertindas," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (10/3).
Yusril tak ingin ada orang Islam yang acuh tak acuh terhadap politik atau tergadai akidah politiknya karena rayuan materi. Ia mengkhawatirkan hal itu akan membuat umat Islam yang mayoritas menjadi terpinggirkan oleh kekuasaan yang jauh dari sikap respek kepada Islam dan umatnya.
Yusril mengingatkan Indonesia tak seperti Malaysia yang mengakui dan menjamin keistimewaan orang Melayu yang beragama Islam. Malaysia pernyataan dalam konstitusinya menyatakan Islam adalah agama resmi negara.
Di Indonesia, UUD tidak memberikan keistimewaan atau pengaturan khusus mengenai umat Islam. Meskipun Islam dianut secara mayoritas mutlak, tak ada keistimewaan bagi umat Islam.
"Jadi tidak ada jalan lain bagi umat Islam kecuali berkompetisi dan mengatur strategi secara tepat untuk membangun kebijakan dan melakukan kontrol terhadapnya agar Islam dan umat Islam menjadi tuan di negerinya sendiri," kata Yusril saat berceramah di Gedung Pertemuan Masjid Akbar Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (9/3).