Jumat 09 Mar 2018 23:31 WIB

Terdakwa Pasangan Sejenis di Jember Dituntut 1 Tahun Penjara

Kedua terdakwa dinilai memberikan keterangan palsu sehingga terbit akta nikah.

Pasangan sejenis. (ilustrasi)
Foto: AP
Pasangan sejenis. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Terdakwa pasangan sejenis MF (21) dan AA (23) dituntut satu tahun penjara oleh jaksa penuntut umum (JPU) dalam sidang lanjutan yang digelar di Pengadilan Negeri Jember, Jawa Timur, Jumat (9/3) sore. "Terdakwa dituntut satu tahun penjara masing-masing karena terbukti memberikan keterangan tidak benar kepada aparat, dari pemerintahan desa hingga ke Kantor Urusan Agama (KUA)," kata JPU Kejaksaan Negeri Jember Nur Khoyin.

Menurutnya, kedua terdakwa terbukti memberikan keterangan palsu sehingga terbit surat nikah yang dinilai asli tapi palsu. Penetapan tuntutan penjara satu tahun itu, menurut jaksa, berdasarkan hasil pemeriksaan dan sejumlah alat bukti yang ada.

"Karena untuk mendapatkan akta nikah itu, terdakwa dengan sengaja memalsukan data identitas masing-masing, sehingga jelas melanggar pasal 263 KUHP ayat 1 dan dengan tuntutan hukuman 1 tahun penjara," kata Nur.

Sidang pembatalan akta nikah juga dilalui oleh pasangan sejenis tersebut karena pihak KUA Ajung sudah menerbitkan akta nikah akibat tidak tahu kalau AA dan MF adalah laki-laki atau sejenis. Sebelumnya, Polres Jember menetapkan pasangan sesama jenis yakni MF (21) dan AA (23) sebagai tersangka pemberi keterangan palsu untuk mengurus dokumen berupa akta pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ajung.

MF merupakan warga Dusun Plalangan, Desa Glagahwero, Kecamatan Panti. Sedangkan, yang berperan sebagai perempuan adalah Ayu Puji Astutik atau AA warga Dusun Krasak, Desa Panca Karya, Kecamatan Ajung.

Ayu Puji Astuti menggunakan hijab dan bercadar saat mengurus sejumlah syarat pernikahan dan melangsungkan pernikahannya di Kantor KUA Kecamatan Ajung, sehingga petugas KUA tidak mengetahui kalau yang bersangkutan adalah laki-laki. Keduanya dijerat dengan pasal 264 ayat (1) huruf 1e dan atau pasal 266 ayat (1) (2) KUHP dengan ancaman hukuman penjara maksimal tujuh tahun penjara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement