Jumat 09 Mar 2018 05:39 WIB

Saat Saudi dan Israel Bersatu Melawan Iran

Iran menuding Arab Saudi yang bertanggung jawab atas tragedi kemanusiaan di Yaman.

Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, Rabu (7/3).
Foto:

Mantan wakil menteri luar negeri Israel Danny Ayalon yang juga berbicara dalam konferensi tersebut mengatakan, dia memiliki hubungan baik dengan para pemimpin Saudi. Ia mengatakan, Israel memiliki banyak kesamaan dengan negara-negara Teluk, Arab Saudi, UEA, dan Bahrain, terutama dalam melawan kekuatan Iran yang meningkat di wilayah tersebut.

Associated Press (AP) melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump tengah membuka pembicaraan dengan Arab Saudi terkait potensi perjanjian pengembangan nuklir. Perjanjian tersebut dinilai terkait erat dengan kecurigaan AS soal kemampuan Iran mengembangkan senjata nuklir.

Sekretaris Negara AS Bidang Energi Rick Perry disebut akan memimpin delegasi AS melakukan perundingan dengan pihak Saudi di London pada Ahad (9/3) ini. Pengungkapan itu diperoleh AP dari dua pejabat pemerintahan Trump dan tiga konsultan eksternal Pemerintah AS.

Pertemuan itu menyusul keinginan Saudi mengembangkan program energi nuklir untuk kepentingan sipil. Kerja sama AS-Saudi nanti disebut tanpa klausul pembatasan pengayaan uranium yang biasanya diterapkan AS dalam kerja sama-kerja sama nuklir mereka.

Kendati demikian, pihak Saudi disebut bisa bersedia menerima pembatasan tersebut bila perjanjian nuklir dengan Iran diperketat. Dalam perjanjian antara AS beserta sejumlah negara-negara Eropa pada 2015 lalu, Iran masih boleh melakukan pengayaan uranium meski dibatasi pada level yang bisa digunakan membuat bom nuklir.

Poin perjanjian yang disepakati pada masa Presiden AS Barrack Obama itu ditentang Presiden Trump yang belakangan mengancam mencabut diri dari kesepakatan. Poin yang sama juga membuat Arab Saudi merasa mereka memiliki hak melakukan pengayaan uranium jika nantinya mengembangkan energi nuklir. “Tujuan kami adalah ingin memiliki hak yang sama dengan negara lain (terkait pengembangan nuklir),” ujar Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubair, awal bulan ini, di Jerman.

Menurut AP, pejabat-pejabat di AS ingin menyegerakan kerja sama nuklir dengan Saudi meski ada potensi hal itu disalahgunakan Saudi guna membangun senjata nuklir. Pasalnya, jika AS menolak tawaran kerja sama, Saudi bsa berpaling ke Cina dan Rusia yang juga memiliki teknologi pengembangan tersebut. (Pengolah: fitriyan zamzami).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement