REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Seorang ibu rumah tangga yang sedang mencuci pakaian disambar buaya di Sungai Mentaya Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
"Beruntung korban ditolong suaminya. Korban kemudian dibawa ke rumah sakit," kata Direktur Polairud Polda Kalimantan Tengah Kombes Badarudin di Sampit, Kamis (8/3).
Korban sambaran buaya tersebut adalah Jumi (49) warga Desa Ganepo Kecamatan Seranau. Desa ini berada di seberang sungai dari Markas Polairud Polda Kalimantan Tengah di Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Sekitar pukul 18.00 WIB, Jumi dan suaminya Edi (50), sedang berada di lanting yang sekaligus berfungsi sebagai dermaga penyeberangan. Ini merupakan rutinitas setiap hari karena warga masih mengandalkan sungai, khususnya untuk mandi, mencuci dan buang hajat.
Pasangan suami dan istri itu tidak curiga meski warga sudah sering melihat kemunculan buaya di kawasan itu. Bahkan, di perairan itu juga pernah terjadi buaya menyambar warga.
Saat hendak menyelesaikan cuciannya, keduanya tidak menyadari kemunculan buaya karena hari mulai gelap. Dengan cepat buaya menyambar tangan kiri korban dan berusaha menariknya ke dalam sungai.
Suami korban yang mendengar teriakan sang istri, langsung berusaha melepaskan gigitan buaya. Upaya pria yang berprofesi sebagai motoris kelotok penyeberangan itu akhirnya berhasil dan buaya tersebut menjauh ke dalam sungai.
"Korban sempat dibawa ke RSUD dr Murjani untuk mendapatkan pertolongan. Saat ini korban mungkin sudah pulang ke rumahnya," kata Badarudin.
Setahun terakhir, kemunculan buaya dan kasus sambaran buaya makin meningkat. Badarudin mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sungai agar tidak menjadi korban terkaman buaya Sungai Mentaya.
Berdasarkan catatan, Desember 2017 terjadi dua kasus sambaran buaya, yakni seorang perempuan di Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan yang disambar buaya saat mencuci pakaian dan seorang pria di Desa Sungai Paring Kecamatan Cempaga saat berwudhu.
Mereka berhasil lolos dari maut setelah mencolok mata dan memukul kepala buaya sehingga buaya melepaskan gigitannya. Serangan buaya diduga terjadi karena buaya kelaparan karena makin kesulitan mendapatkan makanan sehingga menyerang ternak dan manusia.