REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kabupaten Sukabumi tengah melakukan kajian hunian rumah sementara untuk korban pergerakan tanah di Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara. Upaya ini dilakukan agar para warga yang menjadi korban pergerakan tanah bisa tinggal di tempat yang aman.
Sebelumnya, sebanyak 57 unit rumah warga di Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah. Sebagian warga saat ini terpaksa mengungsi ke tenda pengungsian dan ke rumah kerabat terdekat.
Ada 57 unit rumah yang terdampak yang ditempati sebanyak 58 kepala keluarga (KK), terang Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Maman Suherman, Rabu (7/3). Puluhan KK ini kata dia sebagian mengungsi ke lokasi pengungsian yakni sebanyak 15 KK yang terdiri atas 71 jiwa.
Sementara sisanya kata Maman, ada yang mengungsi ke rumah kerabatnya. Namun lanjut dia ada juga yang masih menempati rumahnya yang dinilai masih layak untuk ditempati.
Menurut Maman, saat ini BPBD tengah melakukan kajian untuk upaya pembangunan rumah hunian sementara bagi 58 KK yang menjadi korban pergerakan tanah. Langkah tersebut masih harus menunggu kajian dari badan geologi.
Di mana ungkap Maman, kajian ini diperlukan agar lokasi hunian sementara ini tidak masuk dalam zona merah pergerakan tanah. Dalam artian kata dia puluhan KK ini nantinya ditempatkan di zona hijau yang aman dari bencana.
Di sisi lain sambung Maman, pemka juga memberikan pasokan logistik kepada korban pergerakan tanah yang berada di pengungsian. Terakhir kata dia bantuan yang disalurkan sebanyak 400 kilogram beras, 15 dus mi intasn, dan 40 botol kecap manis. Bantuan ini lanjut dia untuk menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap korban pergerakan tanah