REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut mendata jumlah korban yang keracunan usai menyatap hidangan hajatan di Kampung Rancamaya Desa Sakawayana Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut Jawa Barat. Saat ini disebut ada 123 orang yang tengah menjalani perawatan medis.
Sebelumnya, berdasarkan informasi yang diperoleh hingga Rabu (7/3) pukul 00.00 WIB, jumlah korban keracunan yang dirawat 167 orang. Namun, 44 di antaranya dibolehkan pulang usai kondisinya membaik.
Kepala Seksi Survei dan Imunisasi Dinkes Kabupaten Garut Asep Surachman mengatakan reaksi yang ditimbulkan karena makanan tergolong berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Faktornya pun bermacam-macam, misalnya daya tahan tubuh dan rekam jejak penyakit atau alergi.
"Yang lumayan berat kami berikan perawatan intensif, sedangkan yang ringan sudah pulang dan menjalani rawat jalan," katanya pada wartawan, Rabu (7/3).
Dinkes Kabupaten Garut, kata dia telah bekerja sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan melakukan tindakan dan penanganan guna memulihkan korban keracunan. "Kami akan terus menyisir, karena jumlah angka korban fluktuatif," ujarnya.
Pihak Dinkes Garut belum bisa memastikan perihal penyebab keracunan. Sebab Dinkes masih mengumpulkan sejumlah sampel makananan untuk diuji di laboratorium. Proses pengujian ini pun akan memakan waktu. Sehingga masyarakat diminta bersabar. "Sampel makanan akan dicek di Bandung, mohon bersabar," ucapnya.
Sebelumnya, ratusan warga Kampung Rancamaya, Desa Sukawayana, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut dibawa ke puskesmas diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan hajatan, Senin (5/3).
Insiden keracunan massal tersebut diperkirakan terjadi pada saat hajatan dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB. Pihak penyelenggara menyajikan 400 porsi berupa nasi kotak dan prasmanan bagi tamu undangan yang sebagian besar merupakan warga Kampung Rancamaya.
Awalnya reaksi keracunan makanan terasa oleh salah seorang warga pada Selasa (6/3) sore. Gejalanya berupa mual, pusing dan muntah. Selanjutnya satu demi satu warga lainnya mengeluhkan hal serupa.