Rabu 07 Mar 2018 16:33 WIB

Gerakan Jalan Kaki ke Sekolah Mulai Berjalan di Kota Bandung

Anak-anak sekolah berjalan kaki dari titik penurunan yang disiapkan

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Karta Raharja Ucu
Pelajar Sekolah Dasar.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pelajar Sekolah Dasar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memulai kampanye #PelajarBeraniMandiri di Jalan Merdeka Kota Bandung, Rabu (7/3). Program tersebut mengajak orang tua atau pengantar anak agar tidak menurunkan anaknya di depan sekolah. Anak-anak bisa berjalan kaki dari titik penurunan yang disiapkan.

Ratusan anak yang bersekolah di SDN 113 Banjarsari, SDN Merdeka, Sekolah Santo Yusuf, dan Sekolah Santa Angela mulai Rabu ini tidak lagi diantar orang tua sampai di depan sekolah. Sebagai gantinya, Dishub Kota Bandung menyiapkan enam titik menurunkan penumpang (drop off), yaitu di Taman Sejarah, Plaza Balai Kota Bandung, Merdeka Arcade FO, Circle K Jalan Aceh, CIMB Niaga Jalan Lembong, dan halaman Polrestabes Bandung.

Dari titik drop off, para siswa akan berjalan kaki menuju sekolah didampingi para relawan dan petugas sampai ke titik penyeberangan. Saat akan menyeberang, sudah ada pula petugas, para guru, dan polisi yang akan membantu.

Kepala Dishub Kota Bandung, Didi Ruswandi mengungkapkan, banyak manfaat yang bisa dirasakan melalui program ini. Selain mengurai kemacetan, kampanye berjalan kaki ini juga mendidik kemandirian pada anak.

"Bagi anak-anak, ini adalah pembangunan karakter. Bagi lingkungan (manfaatnya) adalah untuk mengurangi polusi dan kebisingan. Kalau dari lalu lintas, ini bisa mengurangi kemacetan. Jadi multidimensi, banyak yang bisa diselesaikan dengan eco-transport (transportasi ramah lingkungan-red)," kata Didi menerangkan.

Didi menambahkan, anak-anak sekolah dipilih menjadi sasaran kampanye ini karena di usia mereka kepribadian dan karakter masih mudah dibentuk. Anak-anak lebih mudah menangkap pesan sehingga kelak di usia dewasa, mereka bisa memahami menggunakan moda transportasi ramah lingkungan lebih bermanfaat dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Sebab, masih kata Didi, kini 80 persen warga Kota Bandung lebih memilih kendaraan pribadi untuk bermobilisasi.

Didi pun mengimbau kepada masyarakat agar mulai beralih moda transportasi kepada yang lebih ramah lingkungan. "Kepada masyarakat kami mengajak untuk bermobilitas dengan transportasi yang ramah lingkungan, jalan kaki, bersepeda, dan kendaraan publik. Kalau mau kendaraan pribadi silakan berkendara bersama, manfaatnya banyak," ujarnya.

Siswa-siswa yang mulai mengikuti gerakam ini sejak pukul 06.00 WIB juga terlihat riang berjalan bersama teman-temannya. Mereka menikmati berjalan kaki melewati trotoar.

Rifa, Siswa kelas 5 SDN 113 Banjarsari mengaku senang bisa berjalan kaki untuk pertama kalinya ke sekolah. Meskipun baru pertama kali, ia menyatakan tidak takut saat tidak lagi diantar orang tua sampai di depan sekolah.

"Nggak takut aja. Karena banyak polisi," timpal Rifa.

Orang tua siswa juga sangat mendukung positif program pemerintah ini. Budi Agung (42) warga Cibolerang yang menurunkan anaknya di Plaza Balai Kota Bandung. Ia setuju jika ada peran pemerintah untuk mengurai kemacetan di sepanjang Jalan Merdeka. Bahkan jika ada kajian lebih lanjut tentang program ini, ia ingin para orang tua juga dilibatkan.

"Sebetulnya menurut saya memang bagus cuma mungkin perlu dilibatkan orang tua dalam hal penanganan kemacetan. Saya pikir yang jadi perhatian kita sebagai orang tua adalah keselamatan pada saat menurunkan si anak," terangnya.

Kepala Bidang Perencanaan dan Pembinaan Transportasi Dishub Kota Bandung, Makmur Situmorang menambahkan, kampanye ini sebetulnya sudah dilaksanakan di wilayah Antapani sejak dua pekan yang lalu. Sebagai pilot project, kampanye di Antapani pun terbilang cukup sukses.

"Karena di sana untuk situasinya relatif lebih terkendali, pengawasannya relatif lebih mudah. Lalu lintasnya tidak sepadat di jalur jalur protokol," tutur Makmur.

Bahkan, kampanye tersebut telah didukung oleh masyarakat setempat. Warga Antapani telah berkomitmen kawasannya menjadi tempat yang ramah lingkungan. Ia berharap gerakan ini akan meluas hingga ke seluruh wilayah Kota Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement