REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun mengungkapkan, Partai Demokrat punya dua hal yang perlu menjadi perhatian untuk memperlebar peluang keterpilihan calon presiden (capres) di pilpres 2019. Rico mengatakan, pertama, partai yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono itu harus memilih kandidat capres yang betul-betul memiliki kompetensi sesuai apa yang dibutuhkan publik saat ini.
"Kompetensi yang dibutuhkan publik sekarang terutama adalah di bidang ekonomi," kata dia, Rabu (7/3).
Selain itu, hal kedua yang patut menjadi perhatian Demokrat yaitu soal koalisi. Menurut dia, Demokrat harus jeli dalam menentukan koalisi yang tepat. Sebab, jika salah membuat keputusan terkait koalisi, boleh jadi Demokrat akan kehilangan konstituennya.
Apalagi, diakui Rico, Demokrat yang sekarang tidak cukup kursi untuk memajukan capres pada pilpres 2019 mendatang. Partai pun harus berkoalisi, baik bergabung ke dalam koalisi yang telah ada maupun membangun sendiri format koalisi bersama partai-partai yang belum jelas arah koalisinya.
"Karena kursi Demokrat tidak cukup untuk maju sendiri, Demokrat harus membentuk dulu format koalisi dengan partai lain. Di sini rumitnya, bila salah berkoalisi, Demokrat justru bisa kehilangan konstituen utamanya," papar dia.
Politikus PDIP, Puan Maharani, tak menutup kemungkinan Partai Demokrat bergabung mendukung Jokowi di pilpres 2019. Namun, ia menyerahkan sepenuhnya hal itu kepada Partai Demokrat.
Hal ini disampaikan Puan menanggapi kedatangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui Presiden Jokowi di Istana untuk menyerahkan undangan Rapimnas Demokrat.
"Ya mungkin saja. Ya saya enggak tahu itu kan internal Demokrat. Tapi apakah kemudian Demokrat juga mempunyai keinginan kemudian mempunyai hal-hal yang ingin dilakukan dengan pemerintahan sekarang, ya saya enggak tahu," ujar Puan di Kompleks Istana Presiden, Selasa (6/3).