REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memblokir Tumblr. Situs microblogging itu diblokir sejak Senin (5/3) sore.
Melalui akun Twitter resmi Kemenkominfo, Selasa (6/3), dijelaskan bahwa penutupan Tumblr karena tim aduan konten Kemenkominfo menemukan lebih dari 360 akun asusila dan aplikasinya. Ditemukan pula bahwa Tumblr tidak memiliki mekanisme dan report tools untuk melaporkan konten asusila.
Pada 28 Februari, tim Kemenkominfo mengirimkan pemberitahuan melalui surat elektronik kepada Tumblr. "Sampai batas waktu yang diberikan (2x 24 jam), tidak ada respons dari Tumblr sehingga dilakukan tindakan pemblokiran terhadap delapan DNS Tumblr pada hari Senin 5 maret 2018," demikian keterangan resmi Kemenkominfo, Selasa (6/3).
1. Tim Aduan Konten telah menerima aduan dari masyarakat terkait konten asusila di platform T*mb*r. Setelah dilakukan penelusuran dan analisa konten, terdapat lebih dari 360 akun asusila pada medsos t*mb*r dot com dan aplikasinya.
— Kementerian Kominfo (@kemkominfo) March 6, 2018
Berbicara di sebuah seminar di Pangkalpinang, Selasa, Menkominfo Rudiantara, dikutip Antara, menyatakan, pihaknya menyediakan 200 ribu lebih situs positif untuk menjaga generasi penerus bangsa dari konten negatif. "Kita sudah memblokir 800 ribu situs negatif dan menyediakan 200 ribu konten positif, terutama untuk anak sekolah," kata Rudiantara.
Ia menjelaskan, pemblokiran situs-situs negatif ini tergantung pihak terkait, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta masyarakat, untuk menjaga anak-anak dari konten negatif, seperti pornografi, hoaks, dan lainnya. "Saya baru mengelola kementerian baru tiga tahun, sementara konten negatif sudah beberapa tahun sebelumnya," ujarnya.
4. Sampai lewat batas waktu yang diberikan tersebut, tidak ada respon dari T*mb*r, sehingga dilakukan tindakan pemblokiran terhadap 8 DNS T*mb*r pada hari Senin 5 Maret 2018 sore.
— Kementerian Kominfo (@kemkominfo) March 6, 2018
Namun demikian, Rudiantara meyakini dapat memblokir seluruh konten negatif dengan memperbanyak situs positif. "Ini hanya masalah waktu untuk memblokir seluruh konten-konten negatif yang dapat merusak generasi penerus bangsa ini," katanya.