REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menyebutkan, pemerintah sudah mengusahakan adanya teknologi baru yang dapat mengungguli teknologi pembuat hoaks. Ia juga mengatakan, pihak-pihak pembuat hoaks akan diberantas.
"Kita itu tim khusus sudah ada. Kerja sama antar lembaga untuk penaggulangan hoaks sudah ada dan teknologi-teknologi baru yang kiranya dapat mengungguli teknologi hoaks juga kita sudah usahakan ada," ujar Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/3).
Ia kemudian mengingatkan kembali, kegiatan hoaks dan ujaran kebencian yang dapat mengganggu ketentraman umum, mengganggu pelaksanaan-pelaksanaan isu-isu nasional janganlah dilakukan. Wiranto mempersilakan kampanye dilakukan dalam rangka pelaksanaan pilkada serentak dan pilpres ke depan, tapi jangan menggunakan hoaks.
"Kampanye boleh tetapi jangan menggunakan hoaks, kampanye boleh tetapi jangan menyebarkan kebencian, kampanye boleh tetapi jangan menggunakan isu SARA yang bisa menimbulkan kekacauan di dalam negeri," tuturnya.
Karena itu, pemerintah telah meminta kepala kepolisian RI (kapolri) untuk mencari, mengangkap, dan menghukum dengan keras serta tegas para pelaku pembuat hoaks. Ia ingin kapolri melakukan hal itu kepada siapa pun.
"Siapa pun dia, perorangan, kelompok, atau organisasi mana yang kira-kira arahnya itu (hoaks), kita akan berantas," kata dia.
(Baca Juga: Mahfud: Penyebar Hoaks Harus Dianggap Sebagai Pengacau)
Sebelumnya, Wiranto meminta aparat keamanan menindak sekeras-kerasnya pihak yang berupaya untuk mengacaukan situasi tahun politik. Wiranto menyebut pihak yang melakukan hal itu sebagai pengkhianat.
"Tahun politik ini kan suhu memanas. Itu biasa tapi jangan sampai ada kelompok atau perorangan yang nyata-nyata mendisain untuk mengacaukan ini," ujar Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (2/3).
Menurutnya, negara saat ini sudah aman dan akan menyelenggarakan pemilu dengan baik. Jika ada pihak yang berupaya mengacaukan apa yang dilakukan pemerintah sehingga akan gagal, mereka disebut Wiranto sebagai pengkhianat.
"Dan itu tidak boleh. Itu kejahatan. Oleh karena itu, saya meminta aparat kepolisian untuk mengejar, menangkap, dan menghukum sekeras-kerasnya. Itu jelas akan mengganggu bangsa," jelasnya.