Senin 05 Mar 2018 16:04 WIB

PAN Bisa Berkoalisi dengan Gerindra atau Bentuk Poros Baru

PAN cenderung tidak ikut dalam koalisi pendukung Jokowi di Pilpres 2019.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Sekretaris Fraksi PAN Yandri Susanto
Foto: Republika/ Wihdan
Sekretaris Fraksi PAN Yandri Susanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan, ada dua skema arah politik PAN  dalam ajang pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang. PAN bisa membentuk koalisi dengan Partai Gerindra atau membentuk poros baru, namun PAN lebih cenderung memilih tidak masuk dalam koalisi pendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (Capres).

"Pilpres itu kan tinggal lima (Parpol) yang belum mendeklarasikan. Lima itu kan masih ada 40,5 persen. Kalau tidak ada yang nyebrang ke Pak Jokowi lagi berarti kan sudah ada dua pasang. Dengan syarat 20 persen. Tapi kalau pun tidak dua pasang, bisa jadi lima partai ini bergabung," jelas Yandri di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (5/3).

Lima partai diketahui belum memutuskan arah koalisi. Lima partai tersebut antara lain Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, PKB, dan PAN. PAN mengaku siap jika kelima partai tersebut memutuskan untuk bergabung untuk membentuk koalisi. Namun, Yandiri mengatakan PAN hingga saat ini partai masih melakukan penjajakan dengan kelima partai tersebut.

"Kami mau dengan Gerindra saja bisa juga yang lain poros baru. Atau nanti mungkin Gerindra dengan siapa, yang lain buat poros baru nah ini masih dalam penjajakan. Ini masih komunikasi yang sangat intensif karena memang waktunya sangat terbatas," ujar Wakil Ketua Komisi II DPR tersebut.

Sementara itu, Yandri optimis poros baru masih memungkinkan untuk dibentuk jika tidak ada lagi partai yang menyebrang ke koalisi pendukung Jokowi. "Gerindra cukup mengambil satu partai. Nah tiga partai yang lain bisa membuat poros baru," katanya.

Meskipun begitu, Yandri menyebut dari lima partai, diantaranya ada dua partai yang dinilai memiliki posisi yang sangat menentukan ada tidaknya poros baru di pilpres 2019. Namun Yandri enggan menyebut dua partai yang diduga berpotensi pindah ke lain hati tersebut.

"Ada dua partai. dua ini pokoknya sangat menentukan. Saya nggak tahu pokoknya ada dan itu perlu dipastikan komitmen apakah mereka mau bergabung ke Pak Jokowi atau diluar Pak Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement