REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Restorasi Gambut (BRG) bergabung dan memperkuat peran satuan tugas kebakaran hutan dan lahan (Satgas Karhutla) untuk mencegah dan menanggulangi bencana tahunan tersebut di Provinsi Riau. Ada tiga hal utama peran BRG di Satgas Karhutla Provinsi Riau.
Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan BRG Haris Gunawan menerangkan, ketiga poin utama keterlibatan BRG dalam Satgas Karhutla tersebut adalah menjaring masukan untuk kontribusi maksimal BRG dalam pencegahan kebakaran dan pemulihan gambut.
Selanjutnya, terkait identifikasi infrastruktur dasar dalam pemulihan gambut rusak melalui pembangunan sekat serta sumur bor. Menurut Haris, identifikasi akan lebih optimal jika bersinergi dengan satgas.
Kemudian yang terakhir, Haris menjelaskan, BRG akan membuat posko-posko pencegahan dan penanggulangan kebakaran gambut yang tersebar di setiap sudut desa di Provinsi Riau.
"Kami akan petakan desa mana saja yang harus segera dibangun posko. Kami akan bekerja hingga ke tapak dan itu kerja sama dengan satgas," kata dia, Ahad (3/4).
Satgas Karhutla di Provinsi Riau yang melibatkan unsur pemerintahan dan masyarakat dibentuk setelah penetapan status siaga darurat bencana karhutla. TNI, Polri, instansi terkait pada Pemprov Riau, hingga masyarakat bersinergi dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran.
Tahun 2018 merupakan tahun pertama BRG bergabung dengan Satgas Karhutla di Provinsi Riau. Haris mengatakan, keterlibatan BRG di satgas tidak hanya dilakukan di Riau, melainkan juga di tujuh provinsi prioritas restorasi gambut intervensi BRG, yakni Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.
Hingga dua bulan pertama Februari 2018, kebakaran lahan di Riau mencapai lebih dari 750 hektare di 11 kabupaten dan kota. Wilayah Meranti merupakan daerah yang mengalami kebakaran terparah mencapai lebih dari 230 hektare.
Kondisi itu terancam lebih parah saat akademisi Universitas Riau merilis hasil penelitian yang menyebutkan kebakaran lahan gambut di Meranti sebenarnya mencapai 1.224 hektare.