REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR, Ledia Hanifah Amaliah menilai rencana pemerintah yang akan membuat peraturan pembatasan penggunaan gawai di kalangan anak-anak akan efektif jika ada edukasi yang diberikan kepada orang tua. Pasalnya yang memberikan gawai tersebut adalah orang tua, sehingga mengedukasi orang tua dirasa perlu dilakukan.
"Tapi kalau orang tua tidak diedukasi akhirnya jadi sia-sia. Ada banyak peraturan melindungi anak tapi kita kemudian tidak bisa efektif karena tidak ada edukasi orang tua, guru, dan juga lingkungan sekitarnya," kata Ledia saat dihubungi, Sabtu (3/3).
Ledia mengatakan, penggunaan teknologi tersebut pada saat ini juga diperlukan untuk pembelajaran. Sehingga tinggal bagaimana peraturan tersebut membatasi antara untuk belajar dan bagaimana penyalahgunaan penggunaannya.
Kemudian juga harus dibekali anak umur berapa dia harus sudah mulai dibekali, serta bagaimana menggunakannya. "Artinya pengaturannya harus sangat cermat karena kebutuhan tiap anak akan berbeda dengan tugas sekolahnya dan sebagainya," ucapnya.
Sementara itu, Ledia mengatakan penggunaan gawai bagi anak-anak ibarat dua sisi mata uang yang sulit untuk dipisahkan. Di satu sisi diperlukan, namun di sisi lain juga membahayakan. Sehingga menurutnya pembatasan tersebut harus dilakukan secara ekstra.
"Yang lebih ekstra lagi sebenarnya adalah karena yang paling banyak diakses dan membahayakan itu situs porno. Itu harus masif. Menkominfo harus ekstra dengan itu. Dan juga harus bikin filter mana yang boleh masuk ke Indonesia mana yang tidak," ujarnya.
Untuk diketahui pemerintah yaitu Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tengah membuat peraturan untuk membatasi penggunaan gawai di kalangan anak-anak. Tujuannya untuk mengurangi risiko terkontaminasi konten negatif serta mencegah kecanduan penggunaan gawai.