Sabtu 03 Mar 2018 07:59 WIB

Kematian Ibu dan Bayi di Indramayu Turun

Masih dibutuhkan peningkatan sarana dan prasarana serta kemampuan SDM.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Indramayu mengalami penurunan.
Foto: pixabay
Kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Indramayu mengalami penurunan.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Indramayu mengalami penurunan. Meski demikian, masih dibutuhkan peningkatan sarana dan prasarana serta kemampuan sumber daya manusia (SDM) karena penurunan angka itu masih relatif kecil.

 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Deden Bonni Koswara menyebutkan pada 2016, kematian ibu di Kabupaten Indramayu mencapai 60 kasus. Sedangkan kasus kematian bayi mencapai 314 kasus.

 

Pada 2017, kematian ibu itu menurun menjadi 45 kasus, dan kematian bayi juga turun menjadi 254 kasus. "Turun25 persen," ujar Deden, Jumat (2/3).

 

Deden mengungkapkan, turunnya kasus itu membuat Kabupaten Indramayu kini tidak lagi menduduki peringkat lima teratas dalam hal kematian ibu dan bayi di Jabar. Menurutnya, hal tersebut patut disyukuri.

 

Deden menilai, penyebab terjadinya kematian ibu dan bayi selama ini disebabkan kesadaran masyarakat akan kesehatan yang masih rendah. Mereka mengabaikan kesehatan terutama saat memasuki masa hamil dan terkait kesehatan bayi.

 

Deden mengakui, faktor lain penyebab kematian ibu dan bayi juga akibat masih kurangnya sarana dan prasarana kesehatan, baik di Puskesmas maupun rumah sakit. Menurutnya, perlu ada peningkatan sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan.

 

Ketua Fraksi DPRD Kabupaten Indramayu, Ruswa mengapresiasi turunnya kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Indramayu, meskipun penurunan kasus itu dinilainya masih relatif kecil.

 

"Saya mengapresiasi atas upaya yang sudah dilakukan sehingga kasus kematian ibu dan bayi di Indramayu mengalami penurunan," kata Ruswa.

 

Untuk lebih menurunkan lagi kasus kematian ibu dan bayi, Ruswa menilai, hal pertamayang yang harus dilakukan adalah lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas medis. Tak hanya saat menangani ibu hamil dan melahirkan, namun juga bayi yang baru dilahirkan.

 

Kedua, puskesmas yang dapat menangani proses kelahiran (PONED) lebih diperbanyak lagi. Dengan demikian, jarak antara pasien dengan tempat tindakan medis menjadi lebih dekat.

 

Ketiga, petugas dari dinas terkait jangan pernah bosan melakukan upaya preventif. Caranya dengan terus menerus memberikan edukasi kepada para ibu hamil agar memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang bagaimana kehamilan yang sehat dan perawatan bayi.

 

Selain itu, efektifkan kerja dan kinerja tim yang sudah dibentuk serta sistem aplikasi penanganan kasus kematian ibu dan bayi yang sudah ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement