Kamis 22 Jul 2021 13:09 WIB

Rekomendasi Kemenkes Bagi Ibu Hamil Terinfeksi Covid

Kemenkes akui ibu hamil sangat rentan terinfeksi Covid-19.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Indira Rezkisari
Wanita hamil termasuk kelompok rentan infeksi Covid-19.
Foto: Reuters
Wanita hamil termasuk kelompok rentan infeksi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama pandemi, banyak ibu hamil yang ke rumah sakit umum sulit mendapat pelayanan yang melayani ibu hamil dengan Covid-19. Kasus kematian ibu hamil akibat Covid-19 akibatnya tercatat meningkat.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan ibu hamil harus terus rajin memeriksakan dirinya melalui dokter atau tenaga kesehatan yang selama ini menangani pemeriksaan kesehatan (antenatal care/ANC) bumil tersebut. Tenaga kesehatan tersebut yang nantinya akan memberikan rekomendasi dan informasi penanganan bumil yang terjangkit Covid-19.

Baca Juga

"Bisa melalui dokter atau nakes yang menangani ANC bumil tersebut, karena kehamilan itu kan 9 bulan, jadi hal seperti ini bisa disiapkan jauh hari," ujar Siti Nadia kepada Republika.co.id, Rabu (21/7).

Ia mengakui memang saat ini ibu hamil juga sangat rentan terinfeksi Covid-19. Akan tetapi, belum ada rekomendasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengenai vaksinasi Covid-19 bagi ibu hamil.

"Kita juga masih mengkaji tentang hal ini," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Keluarga (Kesga) Kementerian Kesehatan, Erna Mulati mengatakan, saat ini Pemerintah sedang mengatur rumah sakit (RS) di pusat maupun daerah untuk menyediakan fasilitas lengkap untuk ibu hamil yang terpapar virus tersebut.

Ia menjelaskan, pada dasarnya regulasi dari Kemenkes adalah masyarakat yang terkena Covid-19 dari yang bayi sampai lansia mengalihkan ke RS Covid-19.  Namun, kebanyakan ibu hamil ini pergi ke RS bersalin biasa bukan ke RS rujukan Covid-19.

"Memang saat ini RS penuh. Ini yang sedang kami atur bagaimana membuat ibu hamil ini jika menuju persalinan. Harus ada tempat tidur bayinya dan fasilitas yang lengkap," kata Erna.

Ia menyarankan, bagi ibu hamil yang terpapar Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri agar rajin mengukur kadar oksigen dalam darah dengan oksimeter. Jika kurang dari 95 harus segera ke RS.

"Ibu hamil harus banyak literasi ya apalagi yang mandiri. Tetap konsultasi dengan dokter kandungannya dan makan yang bergizi. Prokes diketatkan ya," kata dia.

Sebelumnya, anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah memprioritaskan pelayanan bagi ibu hamil terutama yang terkonfirmasi positif Covid-19. Hal tersebut menyusul angka kematian ibu hamil dan bayi saat pandemi dikonfirmasi terus meningkat.

Ia memaparkan, peningkatan itu terlihat dari Jurnal dari St George's University of London data dari 40 studi di 17 negara. Temuan jurnal ini terkonfirmasi terjadi di Indonesia.

Angka kematian ibu hamil di Jawa Tengah pada 2020 meningkat menjadi 530 dibanding 2019 sebanyak 416 kasus. Sedangkan, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mencatat sebanyak 536 ibu hamil dinyatakan positif Covid-19 selama setahun terakhir. Dari jumlah tersebut, tiga persen di antaranya dinyatakan meninggal dunia.  Data itu dikumpulkan sejak April 2020 hingga April 2021.

Mufida mengatakan jika ibu hamil meninggal maka Indonesia sebenarnya telah kehilangan dua nyawa. Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga PKS itu menegaskan, hal tersebut tidak ditunjukkan dengan laporan angka kematian. "Perlu prioritas perawatan bagi ibu hamil yang terkonfirmasi positif Covid-19," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement