REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Akibat sepinya penumpang di Terminal Tipe C Cimindi di jalan Mahar Martanegara, Kota Cimahi membuat sopir angkutan kota (angkot) lebih memilih menurunkan dan menaikkan penumpang di persimpangan Cimindi, dekat bawah flyover Cimindi. Dampaknya, disekitar jalan tersebut sering terjadi kemacetan.
Sedangkan di Terminal Cimindi justru tampak lowong karena nyaris tidak ada angkot yang masuk. Yanto (48), salah satu sopir angkot jurusan Cimindi-Cipatik mengatakan pada sopir angkot lebih memilih memutar dan ngetem di sekitar bunderan flyover Cimindi.
"Kalau di Terminal Cimindi, penumpang sepi. Kebanyakan penumpang juga lebih milih naik dan turun di sini," ujarnya, Jumat (2/3). Sementara itu, Ahmad Faisal (20), sopir angkot jurusan Cimindi-Pasar Antri mengaku sering ditegur karena kerap ngetem di sekitar flyover Cimindi.
"Di sini lebih menguntungkan, iya nekat saja," katanya. Menurutnya, kalau sore hari, hampir semua angkutan umum lebih sering ngetem di sekitaran fly over daripada Terminal Cimindi.
Diketahui jika Sub Terminal Cimindi dibangun saat kepemimpinan Wali Kota Cimahi Atty Suharti. Terminal seluas 472 meter persegi tersebut dibangun dengan menghabiskan anggaran hingga Rp 840 juta.
Terminal dibangun untuk mengakomodasi angkot jurusan Cimindi-Nanjung-Cipatik, Cimindi-Cimahi dan Cimindi-Margaasih. Dibangunnya sub terminal Cimindi sebagai upaya dalam menata kawasan tersebut secara komprehensif.
Terpisah, Kepala Bidang Angkutan dan Penerangan Jalan Umum Dinas Perhubungan Kota Cimahi, Endang mengakui, luasan Terminal Cimindi tidak ideal untuk mengakomodir angkot dari tiga trayek tersebut.
Katanya sejauh ini, ada sekitar 200 unit angkot yang beroperasi pada trayek Cimindi-Nanjung-Cipatik, Cimindi-Cimahi dan Cimindi-Margaasih. "Secara luasan itu tidak ideal. Itu yang menjadi alasan bagi sopir angkot ngetem di depan (persimpangan)," katanya.