Jumat 02 Mar 2018 11:30 WIB

Menanti Nyamannya Berjalan di Trotoar Margonda Depok

Trotoar di Jl Margonda kesannya kumuh

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Maman Sudiaman
Kondisi trotoar di Jl Margonda yang dipadati kendaraan.
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Kondisi trotoar di Jl Margonda yang dipadati kendaraan.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Para pejalan kaki di Jalan Margonda Depok boleh jadi sudah tak merasa nyaman alias sudah kesal. Ada beberapa faktor kekesalan mereka, utamanya banyaknya kendaraan, terutama motor yang parkir di trotoar, keberadaan pedagang kaki lima (PKL), dan kondisi trotoar yang kecil serta rusak.

Karenanya, trotoar di jalur ini terasa sudah sumpek. "Ngga nyaman deh. Trotoar sudah sempit, banyak lantai yang rusak dan diperparah dengan keberadaan PKL dan trotoar dijadikan tempat parkir," ujar Ujang, seorang warga Pancoran Mas, Depok, baru-baru ini.

Warga lainnya dari Fahrul yang tinggal di Beji, Depok mengutarakan hal yang sama ihwal keberadaan trotoar, khususnya di Jalan Margonda ini. "Banyak PKL, banyak mobil dan motor yang parkir serta banyak lubang dan juga lantai keramiknya banyak yang rusak. Kesannya juga kumuh," jelasnya.

Republika sengaja menyusuri trotoar di jalur ini menyimpulkan kurang representatif digunakan bagi para pejalan kaki. Ruas trotoar sempit. Kondisi itu semakin diperparah lagi dengan banyaknya lantai trotoar yang rusak dan sebagian besar lahannya banyak ditempati PKL yang manggkal. Belum lagi ragam jenis kendaraan, terutama sepeda motor yang menyita hampir semua ruang untuk lalu lalangnya pejalan kaki.

Ketidaknyaman kondisi trotoar bisa ditengok semisal di depan Universitas Gunadarma, di depan Jalan Stasiun Pondok Cina, di dekat toko buku Gramedia, seputaran Depok Town Square (Detos), dan pertigaan Ramanda. Kondisi paling parah di trotoar dekat Mapolres Depok, Terminal Margonda Depok, depan Plaza Depok serta di dekat Kantor Wali Kota Depok. Di tempat terakhir ini trotoar digunakan untuk parkir kendaraan bus karena terdapat terminal bayangan Bus Antarkota Sinar Jaya.

"Heran saya ada terminal bayangan di samping Kantor Wali Kota Depok. Keluar dan masuk bus sudah membuat macet dan juga sepertinya dibiarkan bus parkir di trotoar tanpa ada tindakan. Itu sudah berlangsung lama kok," ungkap Wahidin, seorang satpam salah satu bank swasta di depan Kantor Wali Kota Depok.

Wahidin juga membeberkan keheranannya, saat pagi hari dibiarkan banyaknya motor parkir di trotoar samping Mapolres Depok yang persis berada di depan Kantor Wali Kota Depok. Motor yang parkir di trotoar tersebut merupakan milik warga yang hendak ada keperluan di Mapolres Depok dan keperluan di Bank BRI dan BTPN.

"Setiap pagi ratusan motor parkir di sepanjang trotoar di samping Mapolres Depok. Keberadaan parkir liar tersebut juga sudah berlangsung lama, tidak ada tindakan sama sekali," tuturnya.

Kasie Penertiban Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Depok, Otong Heryanto, mengatakan kerap melakukan tindakan dengan menempatkan petugas untuk melarang kendaraan parkir di trotoar dan bahu jalan. "Untuk urusan PKL kami berkoordinasi dengan Satpol PP melakukan penertiban. Kami juga menempatkan petugas di depan Terminal Depok untuk mencegah adanya PKL," terang Otong.

Menurut Otong, memang kebanyakan trotoar di Depok belum ideal untuk digunakan dengan nyaman bagi para pejalan kaki. "Trotoar di Jalan Margonda itu lebarnya cuma tiga meter, seharusnya yang ideal itu lebarnya lima meter. Untuk hal itu dan kerusakan trotoar, kami sudah sampaikan ke pihak terkait yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Depok," paparnya.

Menata Trotoar

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus melakukan pembangunan dan pemeliharaan trotoar yang tersebar di 11 kecamatan di Kota Depok.

Saat ini penataan trotoar di utamakan di Jalan Margonda. "Kami ingin memberi kenyamanan bagi pejalan kaki, khususnya kaum difabel," kata Kepala DPUPR Kota Depok, Manto di Balaikota Depok, Kamis (1/3) lalu.

photo
Sejumlah kendaraan motor melintas di jalur cepat Jalan Margonda, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2).

Menurut Manto, untuk perbaikan dan pemeliharaan trotoar, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Satpol PP agar trotoar yang sudah bagus tersebut tidak dimanfaatkan Pedagang Kaki Lima (PKL). Selain itu juga berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Depok untuk menindak kendaraan yang parkir di trotoar. "Setiap tahunnya kami selalu menganggarkan untuk pembangunan dan pemeliharaan trotoar. Untuk trotoar yang sudah terbangun, kami juga melakukan perawatan dengan mengganti tutup cover yang rusak atau hilang," tutur Manto.

DPUPR Depok telah menganggarkan kurang lebih Rp 22 miliar untuk penataan trotoar. Pemeliharaan meliputi trotoar, jalan, jembatan dan drainase tingkat kota. "Untuk tahun ini, program perbaikan trotoar akan dilaksanakan di Jalan Margonda dan di Jalan Nusantara. Selain itu, juga akan melakukan penataan bahu Jalan Raya Bojongsari," ungkapnya.

Manto mengutarakan, pada 2019, pembangunan infrastruktur jalan akan dilakukan di wilayah barat. "Beberapa tahun ke belakang, memang fokus pembangunan di wilayah timur dan tengah, termasuk tahun ini. Tahun 2019 nanti, akan difokuskan ke wilayah barat," jelasnya.

Manto berharap, dengan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah, hasilnya dapat dinikmati seluruh masyarakat Kota Depok. "Mudah-mudahan program yang telah terstruktur, dapat berjalan dengan lancar. Sehingga menciptakan pembangunan yang merata di Kota Depok. Otomatis berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement