Kamis 01 Mar 2018 15:56 WIB

Pelaku Pariwisata Harus Antisipasi Disrupsi Teknologi

Hal itu dirasa harus dilakukan agar bisa bertahan dalam persaingan global.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Winda Destiana Putri
Pariwisata Indonesia (ilustrasi)
Foto: Antara/Jojon
Pariwisata Indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Co Founder dan Direktur PT Java Bagus Indonesia, Cunduk Bagus Sudarwono menilai, pelaku industri pariwisata memang harus bisa mengantisipasi disrupsi teknologi. Hal itu dirasa harus dilakukan agar bisa bertahan dalam persaingan global.

Ia menekankan, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah menyebabkan berbagai perubahan dalam berbagai bidang. Termasuk, industri pariwisata, yang tentu bisa jadi peluang sekaligus ancaman bagi para pelakunya.

"Sektor pariwisata telah mengalami disrupsi, disrupsi ini membawa keberkahan bagi konsumen tapi menjadi ancaman bagi usaha jasa pariwisata," kata Bagus di Seminar Strategi UPW Menghadapi Disrupsi Teknologi Pemasaran Jasa Pariwisata di Pusat Stufi Pariwisata UGM.

Menghadapi gelombang disrupsi, Bagus mengimbau pelaku usaha jasa pariwisata untuk dapat beradaptasi, melakukan perubahan dan mengikuti tren yang tengah berlangsung. Pasalnya, disrupsi dapat menghempaskan siapa saja yang tidak siap dengan perubahan dan inovasi.

Ia melihat, tren industri saat ini berubah dari owning economy ke sharing economy. Hal itu mengharuskan pelaku usaha mengasah kejeliannya melakukan perubahan-perubahan, supaya bisa terus bertahan.

Bagus menekankan, para pelaku usaha jasa parisiwata harus melakukan redefinisi terhadap bisnis yang dijalankan, disesuakan dengan perkembangan zaman. Selain itu, mereka harus bisa menyesuaikan terhadap nilai-nilai, visi dan misi perusahaan dan restrukturisasi.

Strategi lain, lanjut Bagus, dapat dilakukan dengan mengubah arah perusahaan, menggarap pangsa pasar yang belum banyak dijamah dan memangkas produk yang dinilai tidak efisien. Selain itu, dapat pula dilakukan shifting, merger, akusisi, konsolidasi dan afiasi.

"Harus go digital juga, karena pangsa pasar saat ini kebanyakan adalah generasi milenial yang sangat akrab dengan teknologi, pemasaranpun dilakukan secara digital," ujar Bagus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement