REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kapolres Cirebon, Jawa Barat, AKBP Risto Samodra mengaku telah mengamankan tiga tersangka penganiayaan yang kebetulan korbannya merupakan seorang ustaz. Namun, dipastikan tidak terkait dengan isu-isu saat ini.
"Beberapa waktu yang lalu terjadi kenakalan remaja, yaitu minum-minuman keras dan melakukan perusakan terhadap satu buah salon dan toko," kata Risto, di Cirebon, Rabu.
Setalah melakukan perusakan tersebut, lanjut Risto, kebetulan ada seseorang yang lewat dan melihat kejadian tersebut. Takut aksi mereka diketahui orang, secara spontan ketiga pelaku melakukan penganiayaan kepada orang tersebut.
Risto memastikan kalau kejadian sebenarnya bukan karena ketiga pelaku yang berinisial MR (17), Ap (16) dan M (19) sengaja mengincar ustaz atau ulama. Mereka melakukan pemukulan secara acak.
"Setelah melakukan perusakan, ternyata ada yang melihat, kemudian tersangka melakukan pemukulan terhadap orang yang melihat itu yang kebetulan akan melaksanakan solat subuh," tuturnya.
"Namun, dipastikan ini tidak terkait sama sekali dengan yang khusus menyerang Ustad, kebetulan yang terkena itu Ustad kemudian jadi viral."
Sementara itu, orang tua salah satu tersangka penganiayaan, Rohimah (41) menyatakan, bertanggung jawab bahwa anaknya tidak terkait dengan organisasi apa pun, apalagi PKI.
"Saya berani bertanggung jawab bahwa anak saya tidak ikut organisasi apa pun dan juga tidak terkait PKI, namun kejadian ini karena kelalaian saya yang tidak menjaga dengan baik," katanya.
"Saya sebagai ibu kandung meminta maaf kepada ustaz yang menjadi korban dan juga kepada masyarakat Cirebon, karena kelalaian saya bisa menjadi seperti ini," ujar Rohimah sambil menyeka air matanya.
Risto menambahakan, barang bukti yang diamankan dari aksi tersebut di antaranya satu buah senjata tajam, batu yang digunakan melempar toko serta pecahan kaca.
"Kami mengimbau kepada masyarakat khususnya orang tua jangan sampai lalai menjaga anaknya dan juga jauhi minuman keras."