Senin 26 Feb 2018 05:54 WIB

Jokowi Effect, Pilkada, dan Ambisi PDIP Dominasi Kursi DPR

PDIP menargetkan raihan 140 sampai 154 kursi parlemen hasil Pemilu 2019.

Rep: Ali Mansur, Debbie Sutrisno, Antara/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Joko Widodo berfoto usai mendeklarasikan kembali Joko Widodo sebagai capres 2019 - 2024 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (23/2).
Foto: dok. PDI Perjuangan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Joko Widodo berfoto usai mendeklarasikan kembali Joko Widodo sebagai capres 2019 - 2024 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- PDIP telah merampungkan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III di Bali pada Ahad (25/2). Selain menetapkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden pada Pilpres 2019, PDIP juga mengharapkan dapat mendominasi kemenangan Pilkada 2018 dan raihan kursi di DPR periode 2019-2024.

Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Eriko Sotarduga, Ahad menyebutkan, partainya menetapkan target perolehan kursi legislatif pada Pemilihan Umum 2019 antara 140-154 kursi. Target itu disebutnya hasil penghitungan kondisi politik saat ini dan hasil berbagai survei.

"Kami sudah hitung dengan konsistensi data yang ada, minimal didapatkan antara 140-154 kursi DPR RI. Target itu sangat memungkinkan karena di Pemilu 2014 kami memperoleh 109 kursi DPR RI," kata Eriko, usai penutupan Rakernas III PDI Perjuangan di Denpasar, Bali, Ahad.

Dia mengatakan dari hasil survei internal, ada kecenderungan partainya memperoleh kenaikan jumlah suara 22-32 persen dari Pemilu 2014. "Rata-ratanya cukup tinggi namun kami ambil paling rendah dengan simulasikan adanya angka-angka kesalahan. Lalu melihat ambang batas parlemen sebesar empat persen, didapatkan angka 140-154 kursi," ujarnya.

Eriko tidak memungkiri bahwa target perolehan kursi DPR tersebut dipengaruhi efek elektoral setelah Jokowi dicalonkan PDI Perjuangan sebagai calon presiden pada Pilpres 2019. Ia menjelaskan bahwa hasil survei menunjukkan hampir 80 persen sosok Jokowi diidentikan dengan PDI Perjuangan sehingga otomatis hal itu memunculkan efek elektoral.

"Semua saling melengkapi, apakah salah ketika partai mendapatkan bonus ketika kader terbaiknya menjadi presiden? Itu proses kaderisasi dan regenerasi, proses perekrutan serta pematangan yang dipimpin Ketua Umum PDI Perjuangan," katanya.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Banteng Muda Indonesia (DPP BMI) Nazarudin Kiemas menyatakan, keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang telah memberikan mandat kepada Jokowi untuk kembali maju menjadi calon presiden adalah keputusan yang tepat.

Nazarudin menjelaskan, langkah tersebut merupakan suara dari akar rumput yang menginginkan bangsa ini menjadi lebih baik di tangan kepemimpinan Jokowi pada periode mendatang. Menurutnya, tiga tahun ini Pak Jokowi telah menunjukkan kinerjanya dengan sangat luar biasa.

Sekjen DPP BMI H. Antoni Wijaya menyatakan, keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan yang mencalonkan Jokowi di 2019 mendatang, akan membangkitkan semangat seluruh kader partai berlambang banteng moncong putih itu. Menurutnya, keputusan tersebut akan membuat seluruh mesin partai bergerak dengan solid untuk memenangkan pertarungan demi pertarungan menuju Pilpres 2019 mendatang.

"Keberhasilan Jokowi di tiga tahun pertama ini akan membawa Jokowi effect. Tahun ini kita akan menghadapi di 171 daerah. Keputusan Ibu Megawati Soekarnoputri itu pasti akan lebih menguatkan kerja-kerja mesin partai di daerah-daerah untuk menghadapi pilkada nanti," tambah Antoni.

Setelah Pilkada 2018, kata Antoni, mesin partai akan kembali bekerja untuk memenangkan PDIP di Pemilu 2019, baik itu pileg maupun pilpres.  "Sebagai organisasi sayap partai, wajib hukumnya untuk memenangkan pertarungan demi pertarungan yang ada. Ada 171 daerah yang akan melaksanakan Pilkada, Pilkada 2018 ini harus menjadi pemanasan politik bagi kita untuk memenangkan PDI Perjuangan dan Jokowi di pemilu 2019 nanti," tutupnya.

Pengamat politik, Toto Sugiarto mengatakan, dukungan PDIP terhadap Jokowi terbilang wajar. Sebab, selama ini Jokowi merupakan sosok yang memang berada di bawah naungan partai tersebut.

"Memang tidak ada pilihan lain untuk PDIP dalam mencalonkan orang karena sejauh ini elektabilitas Jokowi lah yang paling tinggi dalam berbagai survei," ujar Toto, Jumat (23/2).

Menurut Toto, dukungan atas Jokowi pun sebenarnya menjadi sisi positif bagi partai pendukung. Dalam tahun politik ini, dukungan partai terhadap Jokowi bisa menaikkan elektabilitas partai tersebut karena masyarakat pendukung Jokowi secara tidak langsung percaya terhadap partai itu. "Yang paling penting elektabilitas dia harus berjalan naik," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement