REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alvara Research Center menggelar survei terkait calon wakil presiden (cawapres) yang potensial mendampingi calon presiden (capres) Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Dari hasil survei tersebut, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menempatkan dirinya sebagai cawapres pendamping Jokowi yang paling potensial.
"Hasil survei yang dilakukan oleh Alvara terhadap cawapres potensial mendampingi Joko Widodo, diketahui AHY sebagai tokoh muda yang layak menjadi cawapres,'' kata Direktur Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, di Jakarta, Jumat.
Hasanuddin menjelaskan survei diselenggarakan dari tanggal 17 Januari hingga 7 Februari 2018. Metode sampelnya menggunakan 'multi-stage random sampling' atau berjenjang dari tingkat provinsi, kabupaten dan kota, kecamatan dan kelurahan. Tingkat kesalahan dua persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari hasil penelitian, AHY menempati urutan pertama dengan persentase 17,2 persen. Daftar cawapres potensial pendamping Jokowi berikutnya yakni Gatot Nurmantyo (15,2 persen), Jusuf Kalla (13,1 persen), Anies Baswedan (9,3 persen), dan Muhaimin Iskandar (8,9 persen).
AHY juga terpopuler di kalangan pemilih muda atau pemilih milenial yang memiliki rentang usia 18-35 tahun. Dia paling dianggap sebagai tokoh muda yang layak menjadi bakal cawapres dengan perolehan sebesar 25,7 persen, disusul oleh Ridwan Kamil (15 persen), Anies Baswedan (15 persen), dan Muhaimin Iskandar (14,2 persen).
"AHY populer di kalangan milenial (kelahiran 1980-2000) yang jumlah persentasenya mencapai 50,5 persen pada 2019,'' katanya. ''Sedangkan generasi X (kelahiran 1965-1976) sekitar 39,7 persen dan generasi Baby Boomers (kelahiran 1946-1964) sekitar 9,8 persen.''
Hasil riset itu juga menyebutkan popularitas Joko Widodo mencapai 98 persen. Prabowo Subianto berada di urutan kedua dengan persentase 94,8 persen. Berikutnya ada Jusuf Kalla dengan 73,1 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (71,9 persen), dan Anies Baswedan (64,9 persen). " Hasil penelitian juga menunjukkan sekitar 68,4 persen publik menginginkan Joko Widodo memimpin kembali," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika