Ahad 25 Feb 2018 05:37 WIB

Lima Alasan Memilih Capres Prabowo Subianto

Elektabilitas Prabowo Subianto mengalami penurunan pada Februari 2018.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Didi Purwadi
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (ketiga kiri) menunjukan nomor urut dua saat acara Pengundian Nomor Urut Peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Ahad (18/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (ketiga kiri) menunjukan nomor urut dua saat acara Pengundian Nomor Urut Peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Ahad (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prabowo Subianto masih menjadi pesaing terberat Joko Widodo jika Ketua Umum Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) 2019. Hasil survei lembaga Media Survei Nasional (Median) menunjukkan Prabowo masih diinginkan sebagai capres karena lima alasan.

''Sebanyak 33,2 persen memilih Prabowo Subianto karena dinilai tegas,'' kata Direktur Eksekutif Media, Rico Marbun, saat acara rilis hasil survei Median terkait elektabilias Capres 2019.

Hasil survei yang digelar selama periode 1-9 Februari itu juga memperlihatkan sebanyak 11,7 persen memilih Prabowo karena dinilai gagah dan berwibawa. Prabowo dipilih karena dari kalangan TNI/Militer sebanyak 6,9 persen.

Prabowo juga dinilai berani. Untuk alasan tersebut, ada 4,2 persen. Sementara, sebanyak 3,6 persen menjatuhkan pilihan capresnya pada Prabowo karena mantan Danjen Kopassus itu dinilai bagus kepemimpinannya.

Rico mengatakan Prabowo dan Joko Widodo sama-sama mengalami penurunan elektabilitas dibandingkan periode Oktober 2017. Elektabilitas Jokowi mengalami penurunan 1,2 persen menjadi 35 persen pada Februari ini. Sementara, elektabilitas Prabowo turun dari 23,2 persen pada Oktober 2017 menjadi 21,2 persen pada Februari 2018.

"Dua figur itu sebenarnya mulai memudar popularitas dan elektabilitasnya. Dan pada saat yang sama, penantang lain mengalami kenaikan, seperti elektabilitas Gatot (Nurmantyo) yang naik menjadi 5 persen," katanya.

Populasi survei yang dilakukan Median yakni seluruh warga yang memiliki hak pilih. Target sampelnya 1.000 responden dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi PROV dan gender. Hasil survei menunjukkan dinamika politik yang terjadi selama masa pengambilan data. Quality control dilakukan terhadap 20 persen sampel yang ada.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement