Sabtu 24 Feb 2018 06:03 WIB

Mempromosikan Islam di Indonesia

Islam menjadi penjaga toleransi di Tanah Air.

Umat Islam mendengarkan ceramah agama di masjid (ilustrasi).
Foto:

Promosi Islam

Di luar itu semua, Indonesia adalah negara yang kaya sumber daya alamnya. Setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan alam dan panorama yang berbeda-beda eksotismenya--bahasanya, makanannya, budayanya, hingga orang-orangnya.

Karena itu, mengeksplorasi kecantikan wisata alam dan kuliner Indonesia membutuhkan waktu yang lama mengingat banyaknya potensi wisata tersebut. Di sisi lain, inilah peluang bagi Indonesia untuk memasukkan promosi Islam di dalamnya. Mempromosikan bahwa Islam di Indonesia tidak seperti yang digambarkan oleh mayoritas media-media Barat.

Islam di Indonesia tumbuh dan berkembang berbeda dari negara asalnya, Timur Tengah. Mengutip laporan //New York Times Upfront// yang terbit April 2009, Islam di Indonesia mempunyai tradisi yang panjang sehingga menjadi lebih toleran dibandingkan di Timur Tengah.

Tulisan tersebut juga mengutip pernyataan pebisnis Amerika yang sudah bertahun-tahun hidup di Indonesia yang mengatakan bahwa “mereka (orang Indonesia) menjadi Islam dengan cara yang sama dengan orang Amerika yang menjadi penganut Kristen.”

Tak heran jika Hillary Clinton yang saat menjabat sebagai menteri luar negeri Amerika Serikat dan pernah berkunjung ke Indonesia mengatakan bahwa “jika Anda ingin tahu bahwa Islam, demokrasi, modernitas, dan hak-hak perempuan bisa hidup bersama, pergilah ke Indonesia.”

Ini adalah pengakuan yang penting bagi Indonesia. Karena itu, promosi mengenai Islam di Indonesia menjadi relevan untuk dilakukan karena banyak orang di luar sana yang belum paham mengenai hal tersebut.

Di sisi lain, perkembangan keuangan ekonomi syariah di Indonesia juga menarik untuk diekspos. Banyaknya lembaga keuangan syariah ataupun lembaga zakat yang mengelola dana umat bisa menjadi bahan diskusi yang menarik di kalangan wisatawan dari negara Barat. Belum lagi sejarah masuknya Islam ke Indonesia yang beragam kisahnya. Potensi ini didukung dengan kenyataan bahwa umumnya, orang-orang dari negara Barat tertarik dengan hal-hal yang terkait sejarah.

Tentu saja, promosi tersebut bukan untuk mengajak mereka masuk Islam, tetapi lebih kepada upaya mendakwahkan Islam yang benar. Bahwa Islam tidak ada kaitannya sama sekali dengan terorisme; Islam adalah agama yang damai. Para wisatawan asing itu bisa melihat kehidupan nyata, kehidupan asli, mayoritas Muslim Indonesia dalam berinteraksi dengan penganut agama minoritas.

Mereka juga bisa melihat bahwa minoritas di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama. Jika kegiatan ini dilakukan secara bersinambungan, insyaallah akan mampu mengimbangi pemberitaan negatif tentang Islam di media massa di dunia secara umum dan di negara-negara Barat khususnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement